Iktikaf Hingga Seribu Tumpeng, Ini Ragam Tradisi Nuzulul Quran

Ilustrasi

Jakarta, Satuju.com - Pada Minggu (16/3/2025), Bulan Ramadhan memasuki malam ke-17. Malam Ramadhan ke-17 merupakan momen istimewa bagi umat Islam karena pada malam tersebut Al-qur'an diturunkan ke bumi.
Nuzulul Quran, peristiwa turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW, menjadi momen penting dalam bulan Ramadhan.

Di berbagai daerah di Indonesia, masyarakat merayakannya dengan cara yang khas, mencerminkan kearifan lokal serta semangat kebersamaan. Berikut ini berbagai perayaan Nuzulul Quran di berbagai wilayah di Tanah Air:

Maleman di Jawa Timur dan Lombok

Di beberapa daerah di Jawa Timur dan Lombok, malam-malam ganjil dalam 10 hari terakhir Ramadhan diramaikan dengan tradisi "Maleman." Warga saling berbagi makanan dengan tetangga dan masyarakat sekitar sebagai simbol kepedulian sosial. Tak hanya itu, pengajian dan doa bersama juga menjadi bagian dari perayaan ini.

Ibadat di Masjid

Di seluruh Indonesia, tradisi iktikaf semakin marak terutama di masjid-masjid besar. Umat ​​Islam berdiam diri di masjid untuk memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Qur'an, berzikir, dan berdoa sepanjang malam. Tradisi ini diyakini sebagai cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT selama Ramadhan.

Seribu Tumpeng di Solo, Jawa Tengah

Kota Solo mengadakan perayaan khas dalam memperingati Nuzulul Quran dengan tradisi "Seribu Tumpeng" atau "Maleman Sriwedari." Pada tanggal 21 Ramadhan, seribu nasi tumpeng diarak dari Keraton Kasunanan Surakarta menuju Joglo Sriwedari. Setelah arak-arakan, warga berkumpul untuk menikmati tumpeng bersama sebagai bentuk terima kasih dan kebersamaan.

Khataman Al-Qur'an dan Doa Bersama

Di berbagai daerah, malam Nuzulul Quran diisi dengan khataman Al-Qur'an, yaitu pembacaan juz terakhir Al-Qur'an secara berjamaah. Setelahnya, masyarakat mengadakan doa bersama dan kenduri atau makan bersama. Tradisi ini menjadi sarana untuk memperkuat nilai spiritual sekaligus mempererat hubungan antarwarga.

Kuwah Beulangong di Aceh

Di Aceh, Nuzulul Quran dirayakan dengan memasak "Kuwah Beulangong," yaitu kari daging sapi atau kambing yang dicampur dengan nangka muda serta bumbu rempah khas Aceh. Warga bergotong royong memasak dalam jumlah besar, lalu menyantapnya bersama sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.

Tradisi-tradisi ini menunjukkan bagaimana masyarakat Indonesia memaknai Nuzulul Quran tidak hanya sebagai refleksi spiritual, tetapi juga sebagai ajang memperkuat persaudaraan dan budaya lokal yang terus lestari.