Judi, Narkotika dan Utang: Senjata Halus Penghancur Bangsa

Ilustrasi.(Poto/net).

Penulis: Dr. Muhammad Nurul Huda, SH. MH, Pakar Hukum Pidana dan juga Direktur Forum Masyarakat Bersih (FORMASI) Riau

Satuju.com - Menghancurkan ekonomi sebuah negara tidak lagi harus dilakukan dengan menyuap para pejabatnya. Cara yang lebih canggih dan menghancurkan adalah dengan mengambil uang rakyatnya—dan tidak pernah mengembalikannya ke negara asal. Inilah yang sedang terjadi melalui praktik judi online.

Menurut data PPATK pada tahun 2025, perputaran uang dari judi online di Indonesia mencapai Rp1.200 triliun. Lalu bagaimana dengan tahun-tahun sebelumnya—2024, 2023, 2021, dan 2020? Dari ribuan triliun tersebut, berapa persen yang benar-benar kembali dan beredar kembali di dalam negeri? Sangat sedikit, atau bahkan tidak ada. Inilah salah satu sebab utama mengapa perekonomian stagnan: uang rakyat mengalir keluar tanpa kembali.

Para pemain judi online, sadar atau tidak, telah ikut andil dalam meruntuhkan ekonomi bangsanya sendiri.

Lalu, cara berikutnya untuk menghancurkan ekonomi suatu negara adalah melalui narkotika. Jual narkoba, ambil uangnya, dan sama seperti judi, jangan kembalikan hasilnya ke negara asal. Bukan hanya ekonomi yang hancur, tetapi juga masa depan bangsa yang runtuh.

Pertanyaannya: negara mana yang menyediakan platform judi online dan jalur perdagangan narkotika ini?

Setelah uang rakyat terkuras melalui dua celah ini—judi dan narkoba—negara yang sama kemudian menawarkan "bantuan": pinjaman luar negeri. Maka lengkap sudah: dihancurkan melalui judi, narkotika, lalu dilumpuhkan dengan utang.

Bagaimana strategi ini bisa berhasil? Caranya sederhana: tempatkan pemimpin-pemimpin yang tidak memahami betapa seriusnya bahaya judi, narkotika, dan utang bagi masa depan bangsa. Lalu buat para pejabatnya sibuk bertengkar soal politik dan kekuasaan, alih-alih membenahi sistem ekonomi dan moral masyarakat.

Inilah jebakan yang licik dan jahat. Banyak negara baru tersadar hanya ketika ekonomi mereka sudah di ambang kehancuran.