Prabowo Tegas di Hari Lahir Pancasila: Pejabat Tak Mampu Sebaiknya Mundur

Prabowo Subianto.(Poto/ist).

Jakarta, Satuju.com - Seluruh pejabat negara yang tidak mampu melaksanakan tugas lebih baik mengundurkan diri sebelum diberhentikan ditegaskan Presiden Prabowo Subianto. Hal tersebut disampaikan dalam pidatonya saat memimpin upacara peringatan 80 tahun Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025) pagi.

“Semua penyelewengan, semua kebocoran harus berhenti. Semua pejabat yang tidak mampu menjalankan tugas lebih baik mundur sebelum saya berhentikan,” ujar Prabowo dalam amanatnya.

Upacara peringatan Hari Lahir Pancasila pada tahun ini mengangkat tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya”.

Presiden hadir bersama Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan pentingnya kekompakan dan kebersihan dari korupsi dalam memerangi tantangan global.

"Kita harus kuat. Kekuatan kita hanya bisa datang kalau kompak bersatu. Kita hanya bisa kuat kalau negara kita bersih dari penyelewengan, korupsi, manipulasi, dan penipuan," tegas Prabowo.

Presiden Prabowo memasuki upacara pukul 09.20 WIB sebagai upacara inspektur. Upacara diawali dengan penghormatan kebesaran dan laporan kesiapan dari Komandan Upacara Kolonel Marinir Achmad Hadi Al Hasny.

Rangkaian acara meliputi pembacaan teks Pancasila oleh Ketua MPR RI Ahmad Muzani, pembacaan teks Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin, serta pembukaan oleh Ketua BPIP.

Tamu VIP yang hadir di barisan depan antara lain Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, Panglima TNI Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra.

Sejumlah menteri juga tampak hadir di teras Gedung Pancasila, antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, dan Menteri Pendidikan Tinggi dan Saintek Brian Yuliarto.