Gubri Abdul Wahid Tegaskan Komitmen Pemprov Riau Cegah Kahutla
Gubernur Riau, Abdul Wahid
Pekanbaru, Satuju.com - Komitmen Pemerintah Provinsi Riau dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Dalam arahannya, ia mengimbau seluruh bupati dan wali kota se-Riau agar meningkatkan edukasi kepada masyarakat, khususnya terkait larangan membuka lahan dengan cara dibakar.
“Himbauan kami kepada Wali Kota/Bupati untuk terus mengedukasi masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Saya mohon Bupati/Wali Kota dan jajaran pengawas melakukan praktik ini secara serius karena sangat berpotensi menyebabkan kebakaran besar dan sulit dikendalikan,” kata Gubernur Wahid, Selasa (22/7) di Pekanbaru.
Dijelaskan, ia akan segera mempertimbangkan agar kepala desa juga aktif dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Oleh karena itu, koordinasi mulai dari perangkat desa tentu sangat diperlukan.
“Saya akan membuat surat edaran ke seluruh kepala desa agar mengeluarkan imbauan dan mengaktifkan patroli di RT, RW, serta dusun. Jika ada yang masih membuka lahan dengan pembakaran, segera laporkan ke penegak hukum,” tegasnya.
Lebih lanjut, Gubernur Abdul Wahid mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk siaga terhadap potensi bencana karhutla. Dengan penguatan sinergi Bumi Lancang Kuning, bisa menekan jumlah titik panas dan mencegah bencana karhutla lebih lanjut di musim kemarau ini.
“Kami berharap seluruh masyarakat Riau siaga bencana. Ini semua bertujuan agar aktivitas masyarakat tidak terganggu, baik dari sisi kesehatan, ekonomi, maupun lingkungan,” harapnya.
Senada dengan itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menduga kuat bahwa sebagian besar karhutla di Riau merupakan akibat ulah manusia. Ia menceritakan, bagaimana kondisi kawasaan saat melakukan peninjauan udara ke empat wilayah terdampak, yakni Rokan Hulu, Rokan Hilir, Bengkalis, dan Kota Dumai.
“Saat pemantauan lewat helikopter, saya melihat titik-titik api muncul secara terpisah di lokasi yang cukup berjauhan, khususnya di sekitar areal perkebunan kelapa sawit. Ini memperkuat dugaan bahwa karhutla bukan karena faktor alam, melainkan ulah manusia,” jelas Suharyanto.
Sementara itu, Kepolisian Daerah (Polda) Riau menunjukkan komitmennya dalam penegakan hukum terhadap pelaku karhutla. Kapolda Riau, Irjen Herry Heryawan, menyampaikan bahwa dalam sepekan terakhir telah ditetapkan 29 tersangka pembakar lahan.
“Setelah satu minggu ke belakang, kami mengungkap 29 tersangka dan 213 hektare lahan yang terbakar,” ungkapnya.
Kapolda Irjen Herry menekankan bahwa penindakan ini merupakan bukti nyata Polda Riau bersama Forkopimda dalam melindungi lingkungan serta menjaga kelestarian ekosistem di Bumi Lancang Kuning. Sehingga, kebersamaan menjadi kunci utama dalam mencegah bencana yang lebih besar.
“Komitmen kami bersama Forkopimda, Pak Danrem, dan Pak Danlanud, adalah menjaga lingkungan melalui pendekatan preventif, preemtif, edukatif, dan tentu saja penegakan hukum yang adil dan transparan,” tutupnya.

