PENEGAKAN HUKUM DAN KEBEBASAN BEREKSPRESI BISA BERJALAN BERIRINGAN 

Strategi Humanis Kapolres Bengkalis Budi Setiawan Berhasil, Aksi Aliansi GERAM-B Berakhir Damai dan Penuh Keakraban 

Dalam pantauan di lapangan, para anggota jajaran Polres Bengkalis termasuk Kapolres, berbaur dan minum bersama para demonstran.(Poto/ist).

Bengkalis, Satuju.com - Aksi unjuk rasa yang digelar Aliansi Gerakan Rakyat dan Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (GERAM-B) di Gedung DPRD Kabupaten Bengkalis, Rabu (3/9/2025), berlangsung dengan tertib dan humanis. Ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi turun menyuarakan aspirasi terkait isu nasional dan persoalan daerah, mulai dari tragedi driver ojol di Jakarta, permasalahan Roro, hingga darurat narkoba di Bengkalis.

Kapolres Bengkalis, AKBP Budi Setiawan, SIKMIK menegaskan bahwa Polri selalu mengedepankan pendekatan humanis dalam pengamanan aksi.

“Kepolisian akan mengamankan dan mendampingi rekan-rekan mahasiswa dalam menyampaikan pendapat di muka umum. Kami memastikan aksi berjalan aman, tertib, dan kondusif,” ujar AKBP Budi Setiawan.

Ia juga menambahkan bahwa Polres Bengkalis terbuka terhadap kritik dan siap berdialog dengan mahasiswa.

“Kami nasional bersama DPRD dan OPD Kabupaten Bengkalis membuka ruang diskusi dari semua tuntutan mahasiswa. Terkait isu, seperti kasus driver ojol di Jakarta, sudah ada proses penegakan hukum yang berjalan. Sementara untuk isu daerah seperti narkoba, tahun ini Polres Bengkalis berhasil mengamankan hampir 250 kilogram barang bukti narkotika dengan lebih dari 40 tersangka,” jelas Kapolres.

Dalam aksinya, mahasiswa menyampaikan berbagai tuntutan, di antaranya mendesaknya perbaikan layanan penyeberangan Roro Bengkalis, penanganan abrasi, kebijakan harga bahan pokok, serta dorongan pembentukan BNNK di Bengkalis. Massa aksi juga menegaskan sikap bahwa jika dalam satu bulan ke depan permasalahan Roro tidak teratasi, maka Kadishub Bengkalis diminta mundur dari jabatannya.

Dalam pantauan di lapangan, para anggota jajaran Polres Bengkalis termasuk Kapolres, berbaur dan minum bersama para demonstran . Momen ini menjadi wujud nyata kolaborasi sehat antara aparat, pemerintah, dan masyarakat.

Kapolres AKBP Budi Setiawan menegaskan bahwa pendekatan humanis adalah kunci keberhasilan pengamanan.

“Kami mengedepankan pendekatan humanis agar aspirasi masyarakat tersampaikan dengan baik tanpa bentrokan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa aksi ini adalah teladan bagi daerah lain tentang bagaimana penegakan hukum dan kebebasan berekspresi bisa berjalan beriringan.

Ketua DPRD Bengkalis, Septian Nugraha, turut menerima aspirasi mahasiswa. Ia menekankan kesiapan mengawali tuntutan dan melakukan evaluasi terhadap Dinas Perhubungan. “Ro-Ro adalah jantung ekonomi masyarakat Bengkalis. Aspirasi mahasiswa ini menjadi masukan penting bagi kami,” ujarnya.

Aksi yang diikuti sekitar 300 mahasiswa ini ditutup dengan audiensi bersama DPRD dan perwakilan pemerintah daerah. Massa kemudian membubarkan diri dengan tertib setelah membersihkan sampah di sekitar lokasi, mencerminkan aksi damai yang humanis.

Selama aksi tidak adanya saling dorong, lembar batu ataupun sejenisnya semua berjalan dengan tertib.

Untuk mengamankan kegiatan diturunkan 315 personel yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Damkar, Satpol PP, Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan Kabupaten Bengkalis.