Kontroversi Chromebook sejak 2021 Akhirnya Berbuah: Kemampuan Politik Vs Isu Kinerja

Nadiem Makarim.(Poto/ist).

Oleh: Rival Bayu Achmad Putra

Satuju.com - Nadiem Makarim, pendiri Gojek sekaligus Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) era Presiden Jokowi, pernah berada di ujung badai politik. Namanya sempat diguncang isu perombakan kabinet Presiden Joko Widodo pada tahun 2021, nama Nadim santer atas kritik kinerjanya, terutama terkait pengadaan laptop Chromebook senilai Rp17 triliun, yang dinilai kontroversial dan kurang efektif oleh berbagai kalangan.

Latar Belakang

Penggabungan Kemendikbud dan Kemenristek serta pembentukan Kementerian Investasi oleh Presiden Jokowi, membuka peluang reshuffle kabinet pada Maret–April 2021.

Nadiem, sebagai menteri non-partai, masuk daftar “rentan” digeser.
Perombakan isu ini diperkuat oleh berbagai kritik publik terhadap kinerjanya, termasuk kebijakan Merdeka Belajar dan pengadaan Chromebook.

Kinerja dan Kontroversi Chromebook

- Efektivitas Teknis

Uji coba awal (2018–2019) menunjukkan Chromebook kurang efektif di sekolah yang jaringan internetnya terbatas, terutama di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).
• ICW bahkan menilai penggunaan Chromebook tidak sebanding dengan biaya tinggi yang dikeluarkan.

- Anggaran dan Vendor

Total anggaran proyek sekitar Rp17 triliun, dengan perangkat utama dari vendor tertentu (Zyrex, Advan, Axioo, Acer, Evercoss, Supertone).
 
ICW pun menilai spesifikasi ini mengesampingkan persaingan, berpotensi monopoli, dan rawan mark-up.

- Transparansi

• tidak tercatat secara jelas di Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP), memicu pertanyaan dan mencerminkan masyarakat menyoal potensi korupsi dan kickback.

- Pembelaan Nadiem
Bahwa pengadaan Chromebook fokus pada sekolah yang berinternet, tidak ditujukan untuk daerah 3T.

Menjawab kritikan, Nadiem menyampaikan sebanyak 97 % perangkat sudah diterima 77.000 sekolah pada tahun 2023, lebih dari 90 % digunakan aktif sesuai fungsi (pembelajaran dan ANBK).

Chromebook dipilih karena lebih murah, OS gratis, dan keamanan lebih tinggi dibandingkan OS lainnya.

Isu Berhembus Kuat Nama Nadiem Masuk Daftar Reshuffle

Nama Nadiem masuk daftar menteri yang kemungkinan digeser pada Maret–April 2021.
Kritik publik terhadap Chromebook dan kebijakan Merdeka Belajar menjadi alat politik untuk menekan.

Nadiem Disebut Bermanuver Politik ke Megawati

Menghadapi tekanan, Nadiem disebut melakukan manuver politik strategis.

Bertemu Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang menjadi partai pengusung utama Jokowi. 

Tak sendiri, pertemuan Nadiem dan Megawati Soekarnoputri diampingi oleh; Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah, Menkumham Yasonna Laoly, Sekjen PDIP Hasto Kristianto.

Tentunya media saat itu ramai menyoroti langkah Nadiem ini, bahkan sowannya Nadiem ke Megawati disebut sebagai upaya pengamanan posisi di kabinet. Strategi ini terbukti efektif, mengingat Nadiem bukan kader partai dan basis politiknya relatif tipis.

Reshuffle Kabinet Dilakukan Oleh Jokowi  
28 April 2021, reshuffle resmi diumumkan.

Nadiem tetap menjabat, bahkan dengan jabatan baru yang lebih strategis: Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, membawahi bidang penelitian dan teknologi yang sebelumnya terpisah.

Alih-alih kehilangan kursi, ia memperoleh kewenangan yang lebih luas, menegaskan bahwa kemampuan politik bisa mengalahkan masalah kinerja.

Analisis Investigasi dan Politik
Dari sisi kinerja, pengadaan Chromebook dianggap kontroversial dan tidak sepenuhnya efektif, menimbulkan pertanyaan mengenai perencanaan dan pengawasan proyek publik senilai triliun rupiah.

Dari sisi politik, Nadiem berhasil bertahan melalui strategi komunikasi dengan PDIP sebagai Partai Pendukung utama Presiden Jokowi.

• Kasus ini menunjukkan bahwa dalam konteks politik Indonesia, strategi politik bisa lebih menentukan daripada kinerja teknokrat semata.

Nadiem Makarim sempat menghadapi ancaman perombakan akibat kritik kinerja dan kontroversi pengadaan Chromebook.
Ia melakukan manuver politik yang cermat, mendekati Megawati dan partai pendukung utama, untuk memastikan posisinya aman.

Reshuffle akhirnya menjadi kemenangan politik bagi Nadiem, meski proyek Chromebook tetap menjadi sorotan publik dan bahan kritik soal efektivitas anggaran.

Reshuffle Jokowi tak mampu menyentuh Nadiem Makarim, manuver Nadiem mendekati Megawati menjadi kemenangan politik bagi Nadiem, meski proyek Chromebook tetap menjadi sorotan dan bahan kritik publik soal efektivitas anggaran.

Akhirnya, Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan mantan Mendikbudristek Nadiem
Makarim, sebagai tersangka. “Telah menetapkan tersangka baru dengan inisial NAM,” kata Kapuspenkum Kejagung Anang Supriatna dalam jumpa pers di gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2025).