Catat Lonjakan Volume, Pasar Derivatif Kripto RI Kian Diminati

Ilustrasi. (poto/net).

Jakarta, Satuju.com - Terhadap perdagangan derivatif kripto, lonjakan minat makin terasa di Indonesia.

Salah satu indikatornya terlihat dari performa Pintu Futures, produk aplikasi investasi kripto Pintu, yang mencatat volume trading hampir tiga kali lipat pada Juni–Juli 2025 dan kembali memecahkan rekor pada Agustus 2025. 

Head of Product Marketing Pintu Iskandar Mohammad menyebut peningkatan ini bukan semata karena kondisi pasar yang membaik.

“Volume trading Pintu Futures dari bulan Juni ke Juli naik hingga 170 persen dan di bulan Agustus secara Month-to-Month (MoM) naik sebesar 15 persen," kata Iskandar dalam siaran pers, Rabu (24/9/2025).

"Kami menilai terdapat beberapa faktor yang mendorong peningkatan volume trading Pintu Futures selain membaiknya kondisi pasar, salah satunya adalah tersedianya fitur-fitur inovatif seperti Take Profit (TP)/Stop Loss (SL), indikator margin, hingga fitur terbaru price protection dan stop order,” ujar dia.

Selain fitur, dorongan kompetisi juga berperan. Pintu Futures Trading Competition yang digelar pada pertengahan tahun menarik 3.500 peserta dengan total hadiah Rp 130 juta. “Kemudahan akses Pintu Futures langsung di laman utama aplikasi Pintu juga mencatatkan traffic positif hingga 28 persen secara MoM sejak diluncurkan pada Agustus lalu,” tambah Iskandar.

Data regulator memperkuat tren peningkatan transaksi kripto di Tanah Air. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, nilai transaksi kripto pada Juli 2025 mencapai Rp 52,46 triliun, naik 62,36 persen dibanding Juni yang senilai Rp 32,31 triliun.

Untuk instrumen derivatif, data Crypto Futures Exchange (CFX) menunjukkan transaksi semester I 2025 menembus Rp 33,54 triliun. 

Lonjakan ini mencerminkan pergeseran preferensi sebagian trader Indonesia ke produk turunan kripto yang menawarkan potensi keuntungan lebih besar—namun dengan risiko tinggi. Tren ini sejalan dengan laporan Chainalysis yang menempatkan Indonesia di peringkat ketujuh dunia dalam adopsi aset kripto.

“Indonesia punya potensi besar di industri kripto, dan ini menjadi pekerjaan bersama para pelaku pasar, regulator, dan investor untuk terus mendorong adopsi agar bisa berkontribusi bagi perekonomian negara,” kata Iskandar.

Meski gairah pasar derivatif kripto terus meningkat, risiko tetap mengintai. Produk semacam ini rawan volatilitas harga sehingga menuntut pemahaman manajemen risiko yang matang.