Prabowo Tegaskan Komitmen: Tak Ada Lagi Anak Lapar di Indonesia

Presiden RI Prabowo Subianto

Jakarta, Satuju.com  — Sebuah cuplikan pidato Presiden Prabowo Subianto yang diunggah akun @prabowo4nation di platform media sosial menjadi viral setelah menampilkan pernyataan tegasnya tentang program pemberian makan kepada anak-anak yang mengalami malnutrisi dan stunting. Dalam rekaman singkat itu, Prabowo menceritakan pengalamannya saat blusukan ke desa-desa, melihat anak-anak yang tampak jauh lebih kecil dari umur sebenarnya, bahkan ada yang usia 10 tahun namun tubuhnya seperti balita karena stunting. Dari situ, kata Prabowo, muncul dorongan kuat baginya untuk turun tangan secara langsung. 

“Kalau saya mau kasih makan ke anak yang lapar, what is wrong with that?” ujar Prabowo sambil menceritakan kondisi anak-anak yang ditemuinya. Ia melanjutkan bahwa pendekatannya bukan sekadar berbicara teoritis, melainkan melakukan intervensi nyata: meminta agar sisa jatah makanan dari mereka yang berkecukupan dialokasikan untuk anak-anak yang membutuhkan. Pernyataan itu berisi kepedihan personal sang presiden terhadap fenomena di lapangan, ketika seorang anak diberi bingkisan makanan namun memilih tidak memakannya karena takut dibawa pulang untuk adik atau keluarga yang di rumah tidak punya cukup pangan. 

Prabowo menegaskan posisi moral dan politisnya: sebagai pemimpin dan patriot, ia tidak bisa menerima ada anak yang kelaparan di republik ini. “Saya sedih, ini tidak bisa saya terima. Saya sebagai pemimpin, saya sebagai patriot — bukan ini yang saya mau. Saya akan berjuang keras supaya tidak ada lagi orang lapar di Republik Indonesia,” tuturnya dalam klip yang kini beredar luas. 
YouTube

Pernyataan itu muncul di tengah upaya besar pemerintah untuk menekan angka stunting dan memastikan ketersediaan gizi bagi anak-anak. Pemerintah melalui program makan bergizi gratis dan skema intervensi gizi menargetkan jutaan anak dan ibu hamil/menyusui sebagai bagian dari strategi penurunan stunting nasional. Program ambisius ini memang mendapat pujian karena skala dan tujuan sosialnya, namun juga mendapatkan sorotan publik karena sejumlah hambatan operasional yang sempat menjadi perhatian media. 
Reuters

Dalam cuplikan yang viral, Prabowo juga menyinggung aspek redistribusi tanggung jawab sosial: mengajak mereka yang “sudah kaya” atau berkecukupan untuk mau berbagi. Ia menegaskan bahwa upaya semacam ini bukanlah langkah politis belaka, melainkan bentuk intervensi praktis yang diperlukan untuk menyelamatkan generasi muda dari dampak merugikan stunting — sebuah kondisi yang menurutnya masih menyentuh persentase signifikan anak-anak Indonesia. 
YouTube

Reaksi publik terhadap pernyataan Prabowo beragam. Di media sosial, unggahan yang menampilkan cuplikan tersebut mendapat ribuan interaksi—dari dukungan penuh hingga pertanyaan soal mekanisme dan keamanan pelaksanaan program pemberian makanan massal. Sementara sejumlah pihak menyoroti perlunya penguatan tata kelola, pengawasan sanitasi dapur-dapur penyedia makanan, serta kejelasan anggaran demi mencegah masalah lain yang sebelumnya sempat muncul saat program berskala besar dijalankan.