GRIB Jaya Jateng Hadir untuk Rakyat: Bantu Warga Tertindas
Grib Jaya(poto/ist)
Semarang, Satuju.com – Sebuah kisah kemanusiaan yang menginspirasi datang dari Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Jawa Tengah. Di bawah kepemimpinan Ketua DPD GRIB Jaya Jateng, Isroi Rais, S.H., M.H., M.Kn., organisasi ini menunjukkan kepedulian nyata terhadap masyarakat kecil yang terjerat masalah hukum dan sosial.
Dalam wawancara di kanal Faktiva TV yang diunggah tujuh hari lalu, Isroi Rais menceritakan berbagai langkah konkret yang telah dilakukan GRIB Jaya Jateng. Salah satu kisah yang paling menyentuh adalah ketika pihaknya turun langsung membantu seorang anak di Kabupaten Pati yang sempat viral karena mencuri pisang dan dipermalukan di depan umum.
Atas instruksi langsung dari Ketua Umum H. Hercules Rozario Marshall, GRIB Jaya bergerak cepat malam itu juga. Mereka menjemput anak tersebut, memberikan advokasi hukum, serta memastikan bahwa masa depannya tetap terjaga.
“Kalau perlu semua ditanggung hidupnya. Nanti kami yang akan membiayai,” ujar Isroi Rais mengutip arahan Ketua Umum GRIB Jaya.
Langkah itu menjadi bukti bahwa GRIB Jaya tidak hanya hadir sebagai wadah advokasi hukum, tetapi juga benar-benar menjalankan nilai kemanusiaan: menolong yang lemah, membela yang tertindas, dan memberi harapan bagi mereka yang nyaris kehilangan masa depan.
Selain membantu anak di Pati, GRIB Jaya Jateng juga aktif menangani kasus pertanahan yang menimpa masyarakat kecil. Salah satunya dialami Mbah Slamet, warga Pedurungan Kidul, Semarang, yang tiba-tiba mendapati tanah miliknya bersertifikat atas nama orang lain setelah puluhan tahun dikuasai.
Melalui pendekatan sosial dan bantuan hukum gratis, GRIB Jaya Jateng terus menunjukkan eksistensinya sebagai organisasi rakyat yang hadir untuk membela kepentingan masyarakat.
“Bagi kami, keadilan tidak boleh hanya milik orang beruang. GRIB Jaya akan selalu berdiri bersama rakyat,” tegas Isroi Rais.
Dengan semangat kemanusiaan dan kepemimpinan yang berlandaskan empati, GRIB Jaya Jateng membuktikan bahwa perjuangan sosial bisa dilakukan dengan hati, bukan hanya kata.

