Rumi dan Makna Cinta yang Mati, Renungan yang Menenangkan Hati
Ilustrasi. (poto/net).
Satuju.com – Tidak semua kehilangan harus disesali. Pesan ini diangkat dari unggahan akun Instagram @tadarusfilsafat yang menyentuh tentang makna cinta, perpisahan, dan pengikhlasan.
Unggahan tersebut menekankan bahwa beberapa orang meninggalkan hidup kita bukan untuk membuat kita terluka, melainkan agar kita belajar mencintai tanpa harus memiliki, atau untuk mengingatkan siapa sumber cinta yang sejati.
Akun tersebut juga mengutip kata-kata filsuf dan penyair besar, Rumi, yang mengatakan, “Tidak ada rukuk dalam salat jenazah”. Artinya, saat sesuatu telah tiada atau mati, tidak ada lagi yang pantas membuat kita tunduk atau berlutut. Begitu pula dengan cinta yang telah hilang: jangan terus merendahkan diri pada sesuatu yang cahaya-Nya telah diambil oleh Tuhan.
Menurut @tadarusfilsafat, kadang doa yang paling tulus bukanlah meminta “kembalilah”, melainkan mendoakan agar yang pergi menemukan kedamaian. Setiap jiwa, sebagaimana diungkapkan dalam unggahan itu, adalah pengembara: datang untuk mengajarkan makna, lalu pergi membawa takdirnya sendiri.
Unggahan ini menutup dengan pesan menenangkan: berdirilah dengan tenang. Biarkan cinta tetap berdenyut di hati, bukan karena ada seseorang yang hadir, tetapi karena Tuhan belum mencabut kemampuan kita untuk mencintai.
Renungan ini mengajak pembaca untuk belajar melepaskan, menghargai kehadiran yang pernah ada, dan tetap menjaga cinta murni dalam hati.

