Jakarta, Satuju.com - Usai melewati masa-masa sulit sebagai salah satu yang terhebat di kelas utama MotoGP, pembalap Ducati, Marc Marquez, dinilai tdak bisa dikalahkan lagi.

Marquez bak telah mendapatkan kesempatan keduanya usai tampil gemilang pada MotoGP 2025 sebagai debutan untuk tim pabrikan Ducati melalui dominasinya.

Si Alien benar-benar tidak terhentikan dengan menorehkan total 15 podium dengan 11 kemenangan dalam sesi Grand Prix untuk menjadi juara dunia pada MotoGP 2025.

Prestasi tersebut diraih dengan jalan yang tak biasa di mana dia mampu menguncinya usai GP Jepang atau lima seri sebelum kompetisi berakhir.

Meski mengalami cedera di seri berikutnya yang digelar di Indonesia dan harus absen hingga akhir musim, Marquez tidak terusik dari puncak klasemen.

Tak hanya dominasinya ketika mengaspal, Marquez dipandang tampil kian matang dan lebih dewasa bersama pasukan Borgo Panigale dibandingkan dengan sebelumnya.

Hal itulah yang diungkapkan oleh Francesco Guidotti yang merupakan mantan manajer tim KTM.

Pria asal Italia itu benar-benar mengagumi kedewasaan Marquez dalam menjalani sebuah balapan di kelas utama MotoGP terutama dalam berhitung dengan risiko.

Dengan seiringnya bertambah usai, pembalap berusia 32 tahun itu mulai matang dalam bermain dengan risiko dan cenderung lebih berhati-hati.

Guidotti menjelaskan kini Marquez telah berhasil menyingkirkan sifat impulsifnya atau kecenderungannya bertindak sebelum berpikir panjang.

Sifat tersebut dipandang sebagai kelemahan yang dimiliki Marquez yang tak jarang juga merugikan dirinya sendirinya.

"Dia praktis telah mengambil langkah terakhir dalam kedewasaan yang telah dicapainya melalui semua kesulitannya bukan? Itu benar-benar menjadi sebuah sentuhan akhir," kata Guidotti.

"Sebelumnya, mungkin dia punya beberapa kelemahan dan kelemahan itu katakanlah adalah sifat impusifnya," imbuhnya, dilansir dari Motosan.

Dengan keberhasilannya menyingkirkan sifat sembrononya itu membuat Marquez kini secara praktiknya sudah menjadi pembalap yang tak terkalahkan di pentas MotoGP.

Tak hanya melalui kombinasi bakat dan motor yang hebat saja, sosok yang identik dengan nomor 93 itu juga kian mengerikan melalui kepandaian dalam mengambil keputusan di lintasan.

"Sekarang, sifat itu sudah tidak ada lagi, jadi dia menjadi atau sudah menjadi yang tak terkalahkan secara praktisnya," kata Guidotti.

"Sulit untuk mengatakan dengan pasti, tetapi secara pribadi dan dalam hal keseimbangan antara hasil dan risiko, Marquez saat ini tidak diragukan lagi adalah yang terbaik."

"Di usia 32 tahun dan hampir 33 tahun, dia berada di puncaknya dengan kecepatan yang mungkin kurang eksplosif tetapi lebih konsisten dan sangat efisien," imbuhnya.