Perkara Lahan Ulayat Melayu
Pakar Lingkungan, Dr. Elviriadi Akan Turun ke Rohil Tinjau Lahan yang Berkonflik
Pakar Lingkungan Dr.Elviriadi dan Tim
SATUJU.COM ROHIL - Pakar Lingkungan Dr.Elviriadi akan Turun ke Kabupaten Rohil untuk meninjau Lahan yang berkonflik terkait gugatan oleh Dewan Pengurus Harian Majelis Tinggi Kerapatan Empat Suku Melayu Kenegerian Kubu sebagai Penggugat dalam perkara tanah ulayat, dengan Perusahaan PT. Ivomas, PT. Cibaliung Tunggal Plantations, PT. Gunung Mas Raya, dan Menteri Agraria Dan Tata Ruang Republik Indonesia / Kepala Badan Pertanahan Nasional sebagai para Tergugat di Pengadilan Negeri Rokan Hilir dengan perkara register nomor : 076/DPH-MTKESMKK/A/2022.
Kepala Departemen Perubahan Iklim Majelis Nasional KAHMI itu juga mengatakan masyarakat di Riau banyak mengalami Perampasan Tanah. Tentu hal ini tidak bisa di biarkan begitu saja.
"Konflik yang di alami Datuk Nurdin pewaris sah tanah Ulayat Adat Suku Melayu itukan sudah diukur Bakosurtanal. Sejarah dan sumber literatur lengkap dengan Kitab "Baabul Qowaid". Nah, inikan diklaim oleh korporasi besar disana. Inikan harusnya diselesaikan Negara," ujarnya.
Akademisi yang kerap jadi ahli di Pengadilan itu juga heran dengan persyaratan HGU dan HTI ditanah air.
"Harusnya ada AMDAL yang valid dan berkeadilan. Ada FPIC (Free, Prior, Informed and Consent). Ada hak plasma 20%. Ada kontribusi sosial budaya dan pelestarian lingkungan. Ini kan kenyataannnya apa? Itu ALMASRI (Aliansi Masyarakat Sipil Rohil) bertahun-tahun menuntut hak plasma. Hasilnya nihil," ucap Dr Elvriadi.
Selain itu, saat Dikonfirmasi media Satuju.com pada Rabu sore (10/08/2022) Dr.Elviriadi, Putra Selatpanjang itu membenarkan rencana keberangkatan.
"Ya insyaAllah besok pagi berangkat. Saya tinjau lokasi konflik lahan di Kecamatan Batu Hampar Bagan Api lalu sidang gugatan di Pengadilan Ujung Tanjung,"tambahnya kepada Satuju.com melalui Telpon Seluler. Rabu (10/08/2022).
"Payah, Hutan tanah gundul. Tanah ulayat pak Nurdin diklaim orang. Burung merbah hinggap di akasia sawit tak ada makanan. Temakol pun lari masuk lubang ketam dikejar alat berat. Kepunan telouw temakol merbah ketam-laaah!,"pungkas peneliti tembakol yang gundul permanen demi hutan ulayat.
(Arya)

