Adanya Dugaan Penggelapan Dana CSR,
Aktivis Pendidikan Riau, Minta KPK Audit Dana Pembangunan DIC
Ilustrasi Penggelapan Dana
SATUJU.COM DUMAI - Isu miring terkait ketidaktransparannya penggunaan anggaran CSR untuk pembangunan Dumai Islamic Center (DIC) kini mulai dibicarakan masyarakat Dumai. Bahkan beberapa media sudah mempublikasi terkait isu tersebut.
Ketidaktransparan penggunaan dana CSR ini menjadi tanda tanya bagi masyarakat Kota Idaman.
Padahal beberapa watu lalu Ketua Panitia Pembangunan DIC Kota Dumai H Eri Makmur dan panitia Suhardi pernah mengatakan, panitia akan berusaha transparan dan mempublikasikan keuangan dan kemajuan pembangunan DIC baik melalui media cetak maupun media online atau melalui website panitia, yaitu dumai islamiccenter.org.
Namun hingga kini masyarakat Dumai masih menunggu janji panitia tersebut. Dengan dinilai ketidaktransparan terkait penggunaan dana CSR itu, isu liar lainnya pun mulai bermunculan ke publik.
Seperti pertanyaan dari mana dana untuk pembangunan Dumai Islamic Center (DIC). Karena pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kota Dumai dari puluhan tahun lalu hingga tahun 2020 tidak ada rencana pembangunan DIC tersebut.
Walikota Dumai sebelumnya tidak ada menganggarkan dana untuk pembangunan DIC. Apalagi diambil dari dana CSR.
Pada saat perletakan batu pertama pembangunan DIC ini, Ketua Panitia Pembangunan DIC H Eri Makmur mengaku siap terbuka kepada publik terkait pembangunan DIC. “Kita tidak ada menututupi pembangunan DIC ini. Kita terbuka ke publik. Akan kita umumkan semua anggarannya,” kata H Eri Makmur saat itu.
Namun sekarang berubah. Ketika awak media mengkonfirmasi terkait pembangunan DIC, H Eri Makmur sepertinya enggan jawab.
Bahkan diduga website yang menampilkan dana yang masuk dan dana yang keluar sudah tidak bisa dibukan oleh publik lagi.
Diperkirakan website tersebut sengaja ditutup, karena di website itu menyimpan data uang yang masuk dari beberapa perusahaan besar melalui program CSR nilainya miliaran rupiah di tambah uang dari umat yang juga nilainya miliaran rupiah.
Info dari beberapa media dana CSR perusahaan dan donasi masyarakat sebesar Rp11.669.332.000. Jika melihat kondisi pembangunan DIC, sebelum per tanggal 05 Agustus 2022 yang tampak terlihat telah di kerjakan adalah pembangunan / pengecoran pondasi dan penimbunan, pembangunan dan pengecoran lantai dasar / rangka bangunan, pemasangan atap baja ringan, pemasangan batu bata.
Bergabungnya dana yang masuk dari CSR perusahaan dan sumbangan masyarakat di tambah APBD Dumai 2022, perlu pemillahan mana yang di bangun pemakaian dana melalui CSR perusahaan dan donasi masyarakat serta mana yang dibangun melalui APBD Dumai 2022.
Ketua Panitia H Eri Makmur dan Suhardi selaku Panitia Pembangunan DIC hingga berita ini diterbitkan belum ada memberikan klarifikasi atau hak jawab berapa dana yang telah terpakai melalui sumbangan CSR perusahaan dan donasi masyarakat untuk pembangunan DIC.
Ini baru satu sisi dana berasal dari CSR perusahaan dan dana masyarakat. Dana melalui APBD Dumai 2022 yang di anggarkan untuk pembangunan DIC sebesar Rp29.065.131.463 tertanggal 05 Agustus 2022 dengan kontraktor PT Rajawali.
Salah satu program unggulan Walikota Dumai H Paisal SKM pada Pilkada tahun 2020 adalah membangun Dumai Islamic Center (DIC) kini mulai diterpa isu miring. Walikota Dumai H Paisal SKM MARS mewujudkan programnya membangun DIC.
Walau banyak merobohkan beberapa bangunan perkantoran milik Pemko Dumai dan Masjid Habiburrahman yang juga menelan anggaran puluhan milyar di kawasan Jalan HR Subrantas.
Walikota nampak tidak memperdulikan kritik beberapa media dan pendapat dari warga Dumai. Dari beberapa kritikan tersebut bukan melarang membangun DIC melainkan kenapa harus membangun di sana bukan di tempat lain tanpa merobohkan bangunan yang ada.
Selain itu, Aktivis Pendidikan Riau, Erwin Sitompul mendesak agar KPK turun ke Kota Dumai, "Periksa dan Audit, usut Dana pembangunan Dumai islamic Center,"tegas Erwin Sitompul kepada Satuju.com Kamis, (01/09/2022).

