Bencana di Pemuda,
Pemuda Adalah Tonggak Utama dalam Sejarah Pergerakan Kemerdekaan Indonesia
Ali Topan Pemuda, Kota Pekanbaru
SATUJU.COM PEKANBARU - Satu kata yang identik dengan Sumpah Pemuda: Persatuan. Hal ini di buktikan pada catatan sejarah kita. Pelopor-pelopor dalam gerakan kepemudaan waktu itu masih di usia 18 sampai 25 tahun. Pemuda adalah tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Kristalisasi semangat yang kita ucapkan dalam ikrar pemuda menegaskan pada cita-cita berdirinya negara kita.
Kongres pemuda ke-2 tanggal 27-28 oktober 1928 di batavia adalah sejarah yang tak pernah bisa kita lupakan, terlebih selalu dirayakan oleh seluruh elemen kepemudaan sampai kepemerintahan. Dapat sama-sama kita lihat ketika kala itu pemuda benar-benar konsisten dan memiliki integritas yang tinggi.
Seperti yang di ucap oleh Sayidina Ali dalam memperkuat semangat pemuda dan kemandirian pemuda bahwa, “Bukan seorang pemuda yang mengatakan ini bapak ku, tapi seorang pemuda yang berani mengatakan inilah aku”.
kutipan ini tentu sebuah tekanan bahwa seorang pemuda harus kuat. Kuat disini tentu bukan hanya kuat secara fisik tapi juga kuat secara rohani atau mental dan Intelektual.
Menuntut pemuda untuk mandiri memiliki keberanian dalam bertindak dan tidak menggantungkan semua nasibnya pada seniornya terlebih lagi pada bapaknya. Karena pemudan yang lahir dan melihat dunia ini adalah pemuda-pemuda terbaik dari seleksi ribuan sel sebelum lahir ke dunia.
Pemuda sebagai tonggak keberhasilan negara memiliki sikap yang tegas dalam hal apapun. Pemuda juga harus lugas dalam berbagai persoalan - persoalan publik dan berani dalam bersikap yang benar dan bijak.
Namun pemuda akhir-akhir ini justru berbanding terbalik seperti ikrar yang di ucapkan. Pemuda lebih mudah tergerus kepentingan dan tak mampu melihat secara teliti. Sehingga bukan persatuan justru perpecahan pemuda kerap kali terjadi. Kita bisa sama-sama melihat pemuda di belah-belah atas kepentingan politik untuk kepentingan pribadi. Terlebih ini adalah tahun-tahun politik menuju pemilu di 2024.
Pemuda seperti kehilangan jati dirinya tidak lagi sama-sama berperan justru baperan.
Misalnya kita lihat pada wadah berhimpun pemuda sebuah organisasi yang familier di telinga dan mata kita yaitu Komite Nasional Pemuda Indonesi (KNPI). Perahu pemuda-pemudi yang memiliki tugas andil dalam kepentingan masyarakat. megentaskan berbagai problem di tengah-tengah masyarakat dan solusi gerakan yang diharapkan masyarakat.
Kini justru di obok-obok oleh pelaku yang bersembunyi menebar fitnah dan kebongan serta mengadu antar pemuda hanya untuk kentingan pribadi. Tentu ini sangat disayangkan sekali, terlebih tragis lagi jika yang melakukan perpecahan pemuda justru pemuda yang memiliki keberuntungan waktu lebih awal dalam berproses. Ini bisa sama-sama kita lihat yang baru-baru ini terjadi di kota pekanbaru. pada tanggal 21 juli 2022 telah di adakan pesta demokrasi pemuda atau sering kita sebut musyawarah daerah (MUSYDA) Komite Nasional Pemuda Indonesia(KNPI) yang bersekret di Kp. Bandar, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, Riau 28155.
Dalam persiapan panitia dan perhelatan yang di ikuti oleh pemuda yang telah mendaftar dan terverifikasi kurang lebih 60 Organisasi Ke Pemudaan (OKP) dan 15 KNPI Kecamatan atau berjumlah 75 Organisasi yang siap berhimpun di dalam wadah besar yaitu KNPI Pekanbaru. Dari 75 Organisasi yang hadir mewakili seluruh elemen gerakan seperti Nasionalis, Sosialis, Agamis bahkan Mahasiswa atau lebih akrab kita dengar Cipayung Plus yang isinya seperti HMI, PMII, GMNI, KAMMI, IMM dan HIMA PERSIS.
75 Organisasi kepemudaan ini sama-sama menurunkan egonya untuk sebuah kata persatuan. bahkan membuat nota kesepahaman menginginkan pemuda-pemudi pekanbaru tetap satu. Sehingga jalannya musyawarah pada tanggal 21 juli tempo lalu berjalan dengan hikmat dan mendapatkan pemimpin yang di harapkan dapat membawa gerakan pemuda kota pekanbaru progresif dan berkemajuan.
Hasil musyawarah kala itu terpilihlah Faisal Islami sebagai Ketua KNPI Pekanbaru. Setelah itu di lanjut pelantikan yang berselah waktu kurang lebih 1 setengah bulan tepat di tanggal 15 september 2022 dan telah resmi dilantik. semangat persatuan ini di apresiasi oleh FORKOPIMDA kota pekanbaru waktu pelantikan.
Beberapa media lain. Support dari pemerintah dan seluruh elemen ini mengingatkan pada ikrar Sumpah Pemuda yang baru saja kita lewati yaitu semangat persatuan.
Namun yang menjadi masalah baru-baru ini muncul ketua karateker KNPI Kota Pekanbaru dari DPD KNPI Riau dan memaksakan melakukan musyawah untuk mencari pemimpin KNPI Pekanbaru.
Hal tersebut tentu menuai kontroversial baru dan memuncak ketika tanggal 30 oktober 2022 ada musyawarah untuk KNPI Pekanbaru. setelah mendapat beberapa informasi yang valid musyawarah ini adalah musyawarah ke dua dari usaha perpecahan yang di lakukan oleh Pejabat Publik Pelelawan yang juga menjabat sebagai ketua KNPI Riau.
Ini sangat di sayangkan seorang tokoh pemuda dan Tokoh Publik yang berdomisili di kabupaten pelelawan justru membuat kegaduhan dan perpecahan terhadap pemuda yang sudah solid di pekanbaru yang mengklaim dihadiri OKP dan 12 Pengurus Kecamatan SE Kota Pekanbaru.
Pertama dari musyawarah pertama terpilihnya FAISAL ISLAMI total Organisasi yang ada di pekanbaru ada 75 dan musyawarah tanding yang di lakukan hanya 12 yang di jelaskan.
Melihat perbandingan ini tentu sudah selisih jauh dan secara pedoman organisasi ini tidak quorum untuk menlanjutkan musyawarah. Harus membuka perpanjangan pendaftaran hingga semua OKP terakomodir atau setidaknya setengah plus satu agar quorum.
Di sini terlihat ada unsur memaksakan tetap melaksanakan musyawarah serta berusaha memecah belah pemuda pekanbaru.
Kedua yang menjadi pertanyaan OKP dan Pengurus Kecamatan yang hadir kabarnya melakukan penolakan terhadap musyawarah yang dilakukan dan di halang oleh pihak kepolisian berjumlah 50 OKP di hadang masuk.
Jadi bagaimana proses terpilihnya Ronald Akhyar sehingga bisa di tetapkan sebagai ketua KNPI Pekanbaru, sementara yang terjadi penolakan musyawarah perpecahan pemuda pekanbaru terjadi di luar ruang sidang, 50 OKP dan Pengurus kecamatan yang melakukan protes masih di luar ruang sidang tepatnya di pintu masuk hotel sampai acara selesai.
Artinya peserta musyawarah berada di luar hotel tidak mengikuti sidang pleno, ini adalah potret buruk dari Tokoh Pemuda KNPI Riau yang sekaligus menjadi Tokoh Publik Pelelawan bukan tidak memiliki power yang lebih, tetapi pemuda pekanbaru yang masih konsisten dan solid untuk pemuda pekanbaru tetap satu.
Ketiga perlu evaluasi mental dan karakter sebagai Pemimpin Pemuda Riau dan Pemimpin Masyarakat. Harusnya dapat menjadi teladan, sepirit dan contoh nyata keberhasilan bagi pemuda justru berbanding terbalik 360 derajat. Menjadi pemecah belah gerakan pemuda pekanbaru.
Dari potret ini akan berdampak besar kekhawatiran Kekacauan Pemuda dan Masyarakat yang akan terjadi di kemudian hari. Bisa jadi ini adalah wajah nyata dari Tokoh Publik Pelelawan yang juga menjadi ketua KNPI Riau dari topeng yang di sembunyikan nya, lebih di khawatirkan ini berjalan dan berlarut sampai jelang pemilihan 2024. Ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa nilai pemuda menurun dan sangat merosot di ambang kehancuran.
Benar-benar sangat memprihatinkan dan memalukan serta memilukan. Hanya karna pelaku-pelaku yang tidak bertangguang jawab menjadikan potret pemuda buruk di mata masyarakat. Mudah-mudahan ini menjadi catatan sejarah pertama dan terakhir yang terjadi dan tidak di lakukakn berulang-ulang kali di 12 kabupaten dan kota Se-Riau.
Do’a dan harapan besar tentu tetap kita haturkan kepada Tuhan yang maha Esa agar memberikan hubungan ukhuah yang kompak beserta Kekuatan pada seluruh pemuda pekanbaru di bawah komando FAISAL ISLAMI Sebagai Ketua DPD KNPI Pekanbaru yang SAH agar mendapat kemudahan dalam menjalankan tugas yang mulia ini serta melewati ujian gerakan pepecahan yang coba di lakukan oleh pemuda yang tidak bertangguang jawab.
(Red)

