Fenomena “Law Of Attraction” Dalam Komunikasi Intrapersonal
Fadhila Sri Pertiwi (Mahasiswi Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Riau)
SATUJU.COM - Komunikasi merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, tidak hanya sebagai makhluk sosial tetapi komunikasi juga dibutuhkan sebagai “self talk” pada diri sendiri.
Pernahkah kita berpikir bahwa penting melakukan self talk pada diri sendiri? Self talk atau berbicara pada diri sendiri merupakan salah satu bentuk komunikasi intrapersonal. Menurut West & Turner (2010:21-41) komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi pada diri sendiri yang di fokuskan pada kognisi, simbol dan intensi individu.
Komunikasi ini menekankan pada peran dari komunikasi pada diri sendiri seperti merenung, berkhayal, berimajinasi, meditasi, berdiam diri, menulis, introspeksi diri dan lain lain.
Komunikasi intrapersonal menjadi landasan bagi komunikasi interpersonal dan komunikasi dalam konteks lainnya, karena dengan memahami diri sendiri akan mempengaruhi kualitas kemampuan komunikasi dengan orang lain sehingga akan lebih mudah memahami orang lain. Sedangkan menurut Effendy (2003:57), komunikasi intrapersonal adalah proses komunikasi yang berlangsung di dalam diri seseorang. Dimana orang itu memiliki dua peran sekaligus, yaitu sebagai komunikator maupun komunikan.
Dia berbicara dan berdialog dengan dirinya sendiri. Menurut Rakhmat (2009), terdapat 4 tahapan dalam proses komunikasi intrapersonal, yaitu :
Sensasi merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal dari kata ”sense” yang artinya alat penginderaan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya.
Sensasi adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk menyerap segala hal yang diinformasikan oleh pancaindra. Informasi yang diserap oleh pancaindra disebut stimulus yang kemudian melahirkan proses sensasi. Dengan demikian sensasi adalah menangkap stimulus.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang dieroleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli).
Hubungan sensasi dengan persepsi adalah sensasi merupakan bagian dari persepsi. Persepsi dipengaruhi oleh sensasi yang merupakan hasil serapan panca indra, persepsi juga dipengaruhi oleh perhatian (attention), harapan (expectation), motivasi dan ingatan.
Memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi baik persepsi (dengan menyiapkan kerangka rujukan) maupun berfikir. Memori merupakan sistem yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tenang dunia dan menggunakan pengetahuanya untuk membimbing perilakunya.
Kapasitas memori manusia diciptakan sangat besar namun hanya sedikit orang yang mampu menggunakan memorinya sepenuhnya, bahkan Einstein yang tercatat manusia paling genius baru mengoperasikan 15% dari memorinya.
Berpikir akan melibatkan semua proses tahapan diatas (sensasi, persepsi, memori). Saat berpikir memerlukan penggunaan lambang, visual atau grafis. Berpikir dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan persoalan, dan menghasilkan yang baru. Secara garis besar, ada dua macam berpikir, yaitu berpikir autistik yang sering dibahsakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai melamun. Dan yang kedua, yaitu berpikir realistik yang dibagi lagi dalam tiga jenis, yaitu berpikir dedukif, berpikir induktif, dan berpikir evaluatif.
Berkomunikasi dengan diri sendiri atau istilah kerennya “self talk” memberikan banyak manfaat dalam pengembangan diri (self development) salah satunya meningkatkan mood dan rasa kepercayaan diri yang dilakukan dengan cara memberikan affirmasi positif pada diri sendiri, cara ini sangat ampuh untuk memberikan rasa bahagia dalam diri seseorang dan akan berdampak pada mental health.
Dengan melatih komunikasi intrapersonal akan membantu seseorang dalam merelease masalah yang ada dan membantu dalam proses penyembuhan luka bathin.
Melihat banyaknya fenomena self harm atau tindakan melukai diri sendiri yang disebabkan oleh ketidakmampuan mengontrol diri dari tekanan konflik pribadi maupun sosial juga merupakan salah satu alasan penting diperlukannya melatih komunikasi intrapersonal.
Berdialog dengan diri sendiri terlihat sederhana akan tetapi berdampak cukup besar dalam pengembangan diri seseorang jika dilakukan secara konsisten.
Self talk erat kaitannya dengan kekuatan pikiran baik pikiran sadar maupun pikiran bawah sadar manusia. Beberapa literatur menjelaskan bahwa kekuatan atau kemampuan pikiran bawah sadar lebih besar dari pikiran sadar manusia. Jika dilihat dari persentasenya, kemampuan pikiran sadar 12 %, sedangkan pikiran bawah sadar 88 %.
Ketika kita berbicara dengan diri sendiri pikiran bawah sadar kita akan memproses komunikasi tersebut kepada diri kita. Bagaimana kita berpikir terhadap sesuatu yang kita harapkan terjadi. Jadi pikiran manusia dan proses komunikasi memiliki keterkaitan yang saling berhubungan.
Pikiran manusia dalam bentuk visual akan mempengaruhi tingkat emosinya, sebagai contoh jika berpikir negatif (berprasangka buruk, kemarahan, ketakutan dan lain lain) akan menghasilkan emosi negatif juga dan mempengaruhi cara berkomunikasi cenderung akan negatif.
Jika tidak mampu mengontrol pikiran akan berpengaruh kepada tindakan (perilaku) dalam sehari-hari. Tanpa disadari emosi negatif tersebut mendorong seseorang melakukan komunikasi intrapersonal (self talk) yang negatif juga terhadap dirinya. Dan jika dilakukan berulang-ulang akan mempengaruhi karakter seseorang dan dapat merusak mental (mental blocking). Begitu juga sebaliknya jika berpikir positif maka hal baik yang akan terjadi.
Faktanya bahwa kekuatan pikiran sangat berpengaruh terhadap kebahagian dan kehidupan seseorang. Salah satu metode self talk yang saat ini banyak dilakukan adalah Law of Attraction. Law of Attraction (LOA) adalah hukum tarik menarik dimana yang mirip akan menarik yang serupa, apa yang kita pikirkan dan rasakan, hal seperti itulah yang akan terjadi.
LOA ditulis pertama kali oleh William Walter pada tahun 1906 kemudian diteruskan oleh Holmest dan Dr. Raymon. Konsep LOA ini adalah “kekuatan pikiran” mengajarkan bagaimana berpikir positif, tidak berprasangka buruk, optimis dalam menghadapi kehidupan dan selalu bersyukur.
LOA juga berperan dalam pikiran bawah sadar sama halnya dengan self talk bagaimana kita memprogram atau menggiring pikiran bawah sadar kedalam hal yang baik untuk membentuk perilaku yang lebih baik dan positif. Pada prinsipnya apa yang menguasai pikiran seseorang akan menjadi kenyataan.
Pikiran negatif akan menarik kejadian negatif, sementara pikiran positif akan menarik pikiran positif. Hukum tarik menarik (hukum kebalikan) akan menarik yang apa yang kita pikirkan dan rasakan.
Tanpa kita sadari apapun yang kita fokuskan dan rasakan dalam pikiran kita akan kita tarik atau hadirkan dalam kehidupan kita dimasa yang akan datang. Dan sesungguhnya apabila kita melakukan kebaikan sebenarnya adalah untuk kebaikan diri kita sendiri.
Hukum tarik menarik menyatakan bahwa hal-hal positif atau negatif mampu menarik menggunakan pikiran dan tindakan.
Rhonda Byrne dalam buku The Secret (2006) mengatakan hukum tarik-menarik adalah hukum alam, tidak memilih kepada siapa yang akan mengalaminya, mau atau tidak mau akan tetap terjadi sesuai dengan signal yang ada pada pikiran kita.
Ketika kita fokus pada sesuatu sebenarnya kita sedang memanggil sesuatu itu untuk hadir dalam hidup kita. Intinya apapun yang kita pikirkan dengan penuh keyakinan dan energi serta fokus terus menerus, maka tanpa kita sadari akan menjadi kehidupan yang nyata dimasa akan datang. Oleh karena itu seharusnya kita mengisi pikiran dengan apa yang kita inginkan, kemudian berprasangka baik dan Insya Allah akan terjadi.
Bukannya mengisi dengan kehawatiran-kehawatiran, atau keraguan-keraguan. Kehawatiran-kehawatiran akan menyebabkan apa yang kita khawatirkan terjadi juga. Keraguan menyebabkan apa yang kita inginkan tidak terwujud.
Law of Attraction (LOA) merupakan komunikasi intrapersonal yang melibatkan percakapan, pembicaraan dan perbincangan yang ditujukan kepada diri sendiri. Apabila menyalurkan energi positif maka akan menarik hal positif dalam hidup.
Berikut manfaat dari Low of Attraction :
Selalu bersyukur dimulai dengan melakukan komunikasi interpersonal (self talk) saat bangun tidur, mengucapkan syukur dan menulis kebaikan-kebaikan yang sudah terjadi didalam hidup. Menghargai setiap kebaikan yang kita alami membuat keseharian terasa lebih menyenangkan.
Membentuk pola pikir positif
Belajar menerima takdir, dalam kondisi suka atau tidak suka selalu ada hal baik jika kita bisa menerima situasi seperti apa adanya.
Sehingga meningkatkan rasa percaya diri dan kualitas hidup.
Positive self talk Lakukan positif self talk setiap hari agar bisa membangun kebiasaan optimis terhadap hidup.
Rumuskan keinginan dengan menggunakan kalimat positif. Kemudian bayangkan keinginan (impian) tersebut menjadi nyata.
Menjaga Kesehatan mental
Dengan cara berdiam diri atau bermeditasi, salah satu manfaat meditasi adalah mampu merelease stress sehingga pikiran dan tubuh menjadi lebih tenang.
Kesimpulannya adalah Law of Attraction merupakan salah satu bentuk bagaimana kita mencintai diri sendiri dengan cara berdialog dengan diri sendiri secara positif sehingga akan lebih memahami diri. Berdialog dengan diri sendiri adalah bentuk komunikasi intrapersonal yang merupakan dasar komunikasi lainnya.
Seperti istilah yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi bagi kita yaitu “We can not not communicate” artinya kita tidak dapat tidak berkomunikasi. Baik berkomunikasi dengan diri sendiri maupun makhluk lainnya untuk mempertahan kelangsungan hidup.
Oleh : Fadhila Sri Pertiwi
(Mahasiswi Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Riau)
(Bahtiar)

