Wagub Provinsi Riau selaku Ketua Pelaksana KPAP Riau Buka kegiatan Pertemuan Refreshing Dokter Layanan CST
Wakil Gubernur Provinsi Riau Edi Natar Nasution Selaku Ketua Pelaksana KPAP Riau.
Pekanbaru, Satuju.com - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Riau menyelenggarakan kegiatan pertemuan refreshing dokter layanan care support treatment (CST) di hotel Grand Central Pekanbaru Jln Jenderal Sudirman, Senin(19/6).
Peserta kegiatan ini berjumlah 26 orang, peserta daerah berjumlah 6 orang dari Kota Dumai, Kab Bengkalis, dan Kab INHIL, serta 20 orang peserta dari Kota Pekanbaru.
Hadir dalam kegiatan Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution selaku ketua pelaksana KPAP Riau, kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Zainal Arifin, Kementerian Kesehatan RI dr. Hendra Widjaja MD dan organisasi konselor HIV Indonesia sebagai narasumber.
Pertemuan refreshing ditaja KPAP Riau dengan maksud adanya refresh keilmuan terhadap dokter CST kegiatan ini diharapkan dokter layanan dapat mendorong peningkatan kepatuhan minum obat pada orang dengan HIV positif didalam pengurangan lost to follow up (LFU) di Provinsi Riau. Serta diharapkan menjadi langkah adanya dukungan pelatihan CST pada daerah dengan angka temuan HIV dan AIDS tinggi di Provinsi Riau.
Sekretaris KPAP Riau dr.Sri Suryaningsih mengungkapkan Latar belakang kegiatan ini diselenggarakan merupakan aspirasi dan masukan dari teman-teman odhiv dan LSM di lapangan, dimana masih ada keraguan-keraguan CST dalam pemberian ARV (obat Anti Virus HIV), dalam monitoring pengobatan masih ada CST yang berbeda dalam pemahaman atau pemberian edukasi kepada odhiv maupun masyarakat. Oleh karena itu KPA merasa perlu adanya pemberian informasi yang benar dan meluruskan kembali pemahaman yang sama bagi SDM terutama tenaga medis dalam memberikan pelayanan di CST.
Wakil Gubernur Provinsi Riau Edy Natar Nasution dalam sambutannya mengapresiasi KPAP Riau dalam upaya melakukan penanggulangan HIV dan AIDS di Provinsi Riau. Penanggulangan AIDS di Provinsi Riau adalah tugas kita semua. Jika melihat angka estimasi kasus HIV di Provinsi Riau, kita perlu lebih giat lagi untuk menemukan angka kasus. Baik dengan kebijakan, penganggaran, test dan mitigasi Dampak. Karakteristik kasus HIV AIDS saat ini di temukan di tahun 2022 cendrung sama antara penemuan akibat heteroseksual dengan Homoseksual. Artinya peningkatan aktifitas LGBT perlu menjadi concern kita bersama, didalam upaya memutus rantai penularan HIV baru. Tingkat Kepatuhan Minum Obat di Provinsi Riau dilihat dari data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Provinsi Riau sebanyak 28%, artinya masih jauh untuk mencapai target 95% pengobatan HIV. Maka dibutuhkan tenaga medis yang update mengenai penanganan pasien HIV dan refresh keilmuan, sehingga pelayanan yang dilakukan dapat maksimal dengan pemahaman dan kesamaan persepsi dokter dalam melakukan pelayanan kepada orang dengan HIV positif. (MAT)

