Limbah Kilang Sagu di Meranti Meresahkan, Pakar Lingkungan Dr Elviriadi Segera Turunkan Gakkum KLHK
MERANTI, Satuju.com - Sejumlah kilang sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti diduga tidak menyalurkan limbah repu (sagu) sesuai aturan negara.
Hal itu terlihat dari pantauan LSM di Meranti yang menemukan hampir semua kilang sagu yang beroperasi membuang limbah hasil perasan pati sagu langsung dialirkan ke sungai dan laut.
Data dari Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Pertanahan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Kepulauan Meranti, dari 101 unit kilang sagu yang beroperasi hanya 5 unit kilang saja yang mengolah limbah dengan baik. Selebihnya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sangat buruk yang menyebabkan lingkungan sekitar menjadi tercemar.
Menyikapi itu, pakar lingkungan Dr. Elviriadi kepada media ini. Ahad (30/7) mengaku geram dan hampir naik pitam.
"Aaach kacau ini. Ngapa dibiarkan berlanjut begitu saja. Ini dah melawan hukum. Melanggar Undang undang," ujarnya.
Kepala Departemen Restorasi Gambut- Mangrove KAHMI Nasional itu segera melapor ke Gakkum KLHK.
"Semalam dah saya WA pejabat dibawah penegakan hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tak bisa gini de. Harus ditindak tegas," imbuh putra kelahiran kampung borot Selatpanjang.
Aaaaacch payah, Jelas limbah sagu merusak ekosistem sungai. Nelayan pun dah berkumpul pendapatan berkurang. Mangrove bakau tumbang temakol meloncat. Lelamo telouw temakol pun melecit ke pangkuan cukong sagu seraya bersyair:
"Pasang Lukah Tepi Parit.
Mancing Jejo yang dapat sotong.
Dah tau nasib kami perit.
Kene limbah sagu, nelayan melolong.
Kepunan telouw temakol tokeklaaaaah," pungkas peneliti sotong yang ikhlas gundul permanen demi hutan tropis.

