Film "Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI" yang Dahulu Wajib Ditonton, Kini Tak Lagi Harus Ditayangkan

Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI

Satuju.com - Pada tanggal 30 September 1965, terjadi ebuah peristiwa berlatar belakang kudeta yang terjadi selama satu malam hingga 1 Oktober 1965 yang mengakibatkan gugurnya enam jenderal serta satu orang perwira pertama militer Indonesia dan jenazahnya dimasukkan ke dalam suatu lubang sumur lama yang disebut lubang buaya .

Kejadian tersebut didokumentasikan dalam sebuah film berjudul "Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI" yang dahulu menjadi tontonan wajib bagi para siswa.

Film ini pernah menjadi tontonan wajib pada tahun 1980-an, dan sejak reformasi film tersebut tidak lagi menjadi kewajiban siswa untuk menonton, dan kini jarang ditayangkan setiap 30 September, kecuali TVOne yang masih rutin.

Pada era Orde Baru, film Pengkhianatan G30S/PKI karya sutradara Arifin C. Noer menjadi tontonan wajib setiap 30 September. Hal ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memaksa siswa, pegawai negeri sipil, dan warga Indonesia lainnya untuk menonton film ini. Film tersebut pertama kali ditayangkan pada tahun 1984 dan sejak saat itu menjadi bagian penting dari peringatan peristiwa G30S 1965.

Tayangan film ini diberlakukan sebagai tontonan wajib di semua lapisan masyarakat, termasuk pelajar dan pegawai pemerintah. Bahkan, film ini diputar di televisi setiap tanggal 30 September pukul 10.00 WIB. Sebuah survei pada 2002 menunjukkan bahwa sekitar 97 persen dari siswa yang disurvei telah menonton film ini, dan sekitar 87 persen dari mereka menontonnya lebih dari sekali.

Pada 1998, pemutaran film ini dihentikan seiring dengan perubahan politik di Indonesia setelah Soeharto lengser. Menteri Penerangan saat itu, Yunus Yosfiah, menyatakan bahwa film tersebut tidak sesuai lagi dengan dinamika Reformasi, dan pemutaran film ini dilarang mulai 30 September 1998.

Meski demikian, ada pula sumber yang menjelaskan bahwa film ini disetop penanyangannya sejak tahun 2002, usai masa reformasi.

Film Pengkhianatan G30S/PKI menjadi kontroversial karena dianggap sebagai propaganda Orde Baru yang mempengaruhi penilaian terhadap peristiwa 30 September 1965. Banyak sejarawan dan kritikus menilai bahwa film ini melenceng dari fakta sejarah dan merupakan pengkultusan terhadap tokoh tertentu.

Meskipun film ini tidak lagi ditayangkan setiap 30 September, beberapa upaya kembali memutarnya telah dilakukan. Pada 2017, TNI AD menginstruksikan seluruh prajuritnya untuk menonton film ini sebagai upaya untuk mengajarkan sejarah kepada generasi muda.

Dalam beberapa daerah, seperti Kota Padang, siswa SD dan SMP diwajibkan menonton film ini dan membuat resume serta essay tentang isi film tersebut sebagai bagian dari pendidikan sejarah.

Film Pengkhianatan G30S/PKI tetap menjadi topik yang kontroversial dalam sejarah Indonesia, dengan pandangan yang berbeda-beda tentang nilai edukasinya dan dampaknya terhadap pemahaman sejarah.

“Tanggal 30 September merupakan momen yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Saat ini banyak sekali upaya memutarbalikan fakta sejarah peristiwa 30 September 1965,” kata Brigadir Jenderal Wuryanto yang saat itu menjabat Kepala Pusat Penerangan TNI AD pada Jumat, 15 September 2017.