36 Anggota Keluarga di Gaza Tewas Saat Sahur Akibat Serangan Udara Israel
Serangan Israel di Gaza
Gaza, Satuju.com - Sedikitnya 36 anggota keluarga tewas akibat serangan udara militer Israel menghantam bangunan tempat tinggal keluarga Tabatibi di Nuseirat, Gaza, Jumat (15/3/2024).
Serangan tersebut terjadi ketika para perempuan di keluarga tersebut tengah menyiapkan makanan untuk sahur.
Mengutip AFP, Kementerian Kesehatan Palestina menyalahkan Israel atas tragedi tersebut. Sementara itu, militer Israel mengaku tengah menyelidiki kejadian tersebut.
“Ini ibu saya, ini ayah saya, ini bibi saya, dan ini saudara-saudara saya,” kata Mohammed al-Tabatibi, 19 tahun, yang tangan kirinya terluka dalam serangan tersebut, mengatakan sambil menangis di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah.
"Mereka mengebom rumah ketika kami berada di dalamnya. Ibu dan bibi saya sedang menyiapkan makanan sahur. Mereka semua menjadi syahid," lanutnya.
Sejumlah korban tewas, termasuk setidaknya dua anak-anak, dibungkus dengan kain putih yang berlumuran darah karena kantong mayat tidak mencukupi.
Yussef Tabatibi mengatakan jumlah keluarganya yang terbunuh akibat serangan ini mungkin lebih banyak lagi.
“Beberapa martir tidak dapat kami ambil. Kami kekurangan peralatan, buldoser, mesin, atau apa pun,” katanya.
"Kami mengambilnya hanya dengan tangan kami. Kami membawa simpanan dan palu, tapi tidak berhasil. Lihatlah betapa parahnya kerusakan yang terjadi," lanjut dia.
Serangan di Nuseirat merupakan salah satu dari 60 "serangan udara mematikan". Serangan itu terjadi dari Kota Gaza di utara hingga Rafah di selatan.
“Ini adalah malam yang berdarah, malam yang sangat berdarah,” kata Salama Maarouf dari kantor media pemerintah Hamas.
Serangan Israel ke Gaza sejak Oktober 2023 mendatangkan sedikitnya 31.553 orang. Sebagian besar korban meninggal adalah perempuan dan anak-anak.
Sementara itu, kekhawatiran akan pertumpahan darah semakin banyak muncul ketika Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia setuju rencana operasi di Rafah, tempat mayoritas 2,4 juta penduduk mengungsi Gaza.
Namun, bahkan sebelum operasi itu dimulai, serangan udara Israel terus berlanjut, termasuk satu serangan pada Sabtu dini hari yang menurut para Saksi mata diturunkan Issa Duhair, seorang muazin sebuah masjid, bersama dengan dua putra.
Mahmoud Duhair, seorang kerabat berusia 41 tahun yang tinggal di persahabatan, menggambarkan muazin tersebut sebagai "orang yang baik" yang, seperti biasa, dengan patuh mengumandangkan azan sebelum fajar pada hari Sabtu, kemudian pergi makan bersama keluarganya "ketika rumahnya dihantam".

