Pelatihan Restorasi Mangrove dan Pemantauan Kenaikan Air Laut Dibuka Camat Bengkalis

Pelatihan Restorasi Mangrove dan Pemantauan Kenaikan Air Laut Dibuka Camat Bengkalis

Bengkalis, Satuju.com - Pelatihan restorasi mangrove dan pemantauan kenaikan permukaan air laut atau Pelatihan Restorasi Mangrove, Pemantauan Erosi Pesisir dan Kenaikan Permukaan Laut resmi dibuka Camat Bengkalis Taufik Hidayat.

Pelatihan ini diselenggarakan oleh Global Environment Center (GEC) Riau, Yayasan Gambut (YG) dan LSM Bahtera Melayu Bengkalis, Sabtu 10 Agustus 2024, di Balai Diklat Bengkalis Desa Kelapapati.

Dalam Perayaannya,Taufik mengucapkan terima kasih kepada pihak penyelenggara pelatihan, dan ucapan terima kasih juga kepada para peserta baik dari tuan rumah Desa Kelapapati Kelompok Konservasi Paghet Seghaghah dan Kelompok Konservasi Sekat Bakau Desa Buruk Bakul Kecamatan Bukit Batu.

“Kami dari pihak pemerintah Kecamatan Bengkalis sangat mendukung kegiatan seperti ini, semoga para peserta kelompok penggiat mangrove bisa menyerap ilmu dengan baik. Sehingga dapat diterapkan di masing-masing kawasan pengelolaan mangrove,” ucap Camat.

Menurut Taufik manfaat dari mangrove ini sangat banyak sekali, selain melindungi daerah pesisir dari abrasi, tanaman mangrove mampu menyerap emisi yang terlepas dari lautan dan udara.

“Kami nantinya akan berupaya mengarahkan pihak desa memanfaatkan dana Bermasa, guna mendukung program pengelolaan mangrove ini, karena kita harus bangga bahwa program Bupati kita Kasmarni-Bagus Santoso melalui dana Bermasa ini sangat bermanfaat bagi masyarakat desa, termasuk pengelolaan lingkungan,” tuturnya.

Kemudian Direktur LSM Bahtera Melayu diawasi Sekretaris Eksekutif Khairul Saleh mengatakan, kegiatan ini sebenarnya disponsori oleh Global Environment Center (GEC) dan Yayasan Gambut (YG) Riau, telah melakukan asesmen pada bulan Mei tahun 2023.

“Alhamdulillah mereka sudah membantu Kelompok Konservasi Paghet Seghaghah Kelapapati ini pada pembibitan mangrove, sementara Kelompok Sekat Bakau Desa Buruk Bakul telah berjalan lebih dahulu dibantu oleh GEC,” jelas Khairul.

Sementara itu Direktur Yayasan Gambut Riau menyampaikan Rianda mengatakan, program Global Environment Center (GEC) ini untuk di Indonesia hanya di Riau tepatnya di Bengkalis dan khususnya Desa Buruk Bakul Kecamatan Bukit Batu dan Desa Kelapa Pati Kecamatan Bengkalis.

“Kita berharap program ini juga akan berlanjut namun yang terpenting kelompok mangrove harus siap dan bersemangat, karena program restorasi mangrove juga dibantu LSM Bahtera Melayu yang sudah sangat berpengalaman di bidang mangrove ini,” ungkap Rianda.

Kemudian ditambahkan lagi, Kepala KPH Bengkalis Pulau Muhammad Fadli menjelaskan, tentang kewenangan izin terhadap pengelolaan hutan baik daratan maupun hutan mangrove.

“Untuk kelompok yang menjadi pengelola hutan mangrove, kami siap membantu surat izin kawasan perhutanan sosial hingga keluar,” jelasnya lagi.

Selanjutnya kedua narasumber Dr. Romie Joneri dan Miswadi menjelaskan tentang ekosistem mangrove merupakan bagian penting dari wilayah pesisir yang memiliki peran ekologis dan ekonomis signifikan.

Menurut mereka, mangrove menyediakan habitat bagi berbagai spesies, melindungi garis pantai dari erosi dan menjadi sumber mata pencarian bagi masyarakat pesisir.

Pengelolaan mangrove berbasis masyarakat merupakan strategi efektif untuk memastikan kelestarian dan pemanfaatan ekosistem ini secara berkelanjutan.

Oleh karena itu, diperlukan penguatan kapasitas pelatihan masyarakat melalui pemberian pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan serta jenis-jenis mangrove.

Selanjutnya narasumber juga menjelaskan tujuan pelatihan ini meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ekologi dan fungsi ekosistem mangrove. Dan melatih masyarakat dalam teknik pemetaan kawasan mangrove.

Membekali keterampilan masyarakat melalui transek vegetasi dan pemantauan mangrove. Serta mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan mangrove berkelanjutan.

Kegiatan selanjutnya melakukan praktik di lapangan dengan melakukan metode transek vegetasi mangrove, teknik pengukuran dan identifikasi jenis vegetasi mangrove. Kemudian pemetaan kawasan mangrove, dengan menggunakan drone dan pemantauan tinggi permukaan air pasang.

Tampak hadir Sekretaris Kepala Desa Kelapapati, KPH Bengkalis Pulau, UPT Wilayah II Pengawasan DKP Riau dan DLH Bengkalis dan Kelompok Belukap Desa Teluk Pambang Syamsul Bahari.