Parah: Proyek Pedestarian Rp9 M Ambruk di Kota Dumai, Mutu Diabaikan?
Poto: Lokasi proyek jalan Janur Kuning jaya Mukti Kecamatan Dumai Timur Kota Dumai provinsi Riau. (Poto/ist)
Dumai, Satuju.com - Pemerintahan Kota Dumai melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Dumai, merealisasikan program penyelenggaraan lalu lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) tahun 2024, dengan membangun fasilitas umum pejalan kaki di Kota Dumai, tepatnya di jalan Janur Kuning jaya Kecamatan Mukti Dumai Timur Kota Dumai provinsi Riau.
Kegiatan penyediaan perlengkapan jalan kota Dumai tersebut, diketahui menelan biaya yang cukup fantastis Rp 9.303.853.604.63 (Sembilan Miliar Tiga Ratus Tiga Juta Delapan Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Enam Ratus Empat, Enam Puluh Tiga Rupiah), dengan sumber dana APBD tahun 2024.
Proyek Pedestrian tersebut dilaksanakan oleh CV. Rusma Indah selaku kontraktor pelaksana, dengan masa waktu pelaksanaan 210 hari kalender yang dihitung dari nomor kontrak 003/PMB-PEDESTRIAN/TENDER/SP/APBD/DISHUB/2024, 04 Maret 2024.
Eksentriknya, pengerjaan proyek Pedestrian di jalan Janur Kuning tersebut masih dalam pengerjaan terlihat bagian yang baru dibangun ambruk. Hal tersebut menjadi sorotan awak media.
Konsultan pengawas di lapangan bernama Diki menjelaskan, bagian yang ambruk disebabkan turab yang sudah ada sebelumnya sudah ambruk.
“Itu masalah turap yang dikerja oleh dinas PUPR sebelumnya sudah ambruk, makanya Footplate pekerjaan kami ikut ambruk,” jelas Diki saat dikonfirmasi, Kamis (22/8/2024).
Lanjut dia, masa pengerjaan kami 210 hari kalender, jadi sampai Oktober, akan kami perbaiki yang ambruk itu, tapi hendaknya turab PUPR yang ambruk dibenahi terlebih dahulu.
Sementara itu, kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) kota Dumai Said Effendi, memberikan tanggapan tentang bagian pengerjaan Pedestrian yang ambruk, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp di nomor 0811-7678-8XX.
"Itu masih dikerjakan. Belum ada pembayaran uang proyek. Dan pekerjaan masih berlangsung. Akibat turap lama rusak aja itu," kata Said.
Insyaallah kalau pekerjaan kami pembuatan Pedestrian sudah dihitung oleh konsultan dan selalu di awasi. Kita kawal terus sebelum pembayaran, harus sesuai spek dari konsultan.
Meskipun demikian, terlihat pengerjaan proyek Pedestrian tersebut tidak memiliki teknis dan tidak mengutamakan mutu, sehingga ambruk saat pengerjaannya, terkesan asal jadi.**(Bud)

