Untung Maryono Tanggapi Pernyataan Megawati Soal PDI Perjuangan di Tahun Vivere Pericoloso
Untung Maryono
Bogor, Satuu.com - Megawati Soekarnoputri pada pidatonya saat Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 PDI Perjuangan menyebut frase dalam Bahasa Italia, Vivere Pericoloso. Frasa tersebut artinya tahun menyerempet bahaya, seperti disampaikan oleh mantan Ketua DPRD Kota Bogor periode 2014-2019, H. Untung W. Maryono, SE.Ak. kepada awak media pada Sabtu (18/1/2025).
Menurut Untung, yang disampaikan Megawati cukup masuk akal, karena waktu belakangan merupakan tahun ujian politik bagi PDI Perjuangan. Mulai dari perjuangan keras di Pileg, disusul dikeroyok banyak parpol di Pilkada. Sekjen PDI Perjuangan dicari kesalahannya oleh KPK hingga ada potensi dugaan intervensi pihak luar 'mengawut-awut' PDI Perjuangan di Kongres pada April mendatang,” kata Untung.
Untung juga merupakan kader kawakan PDI Perjuangan. Ia percaya PDI Perjuangan mampu melewati beragam ujian politik di tahun Vivere Pericoloso.
“Sebagai partai yang telah berusia 52 tahun, PDI Perjuangan kenyang dengan getir politik adu domba, hingga politik tekanan. Sebab, Sejarah sudah mencatat hal itu, bahwa PDI Perjuangan mampu melewati rintangan terberat di masa rezim Orde Baru,” kata Untung.
Lebih lanjut Untung mengatakan, dalam perjalanan sejarah, PDI Perjuangan merupakan rumah kaum nasionalis. Partai tersebut menempa kadernya memuliakan ibu, matang dalam kesetiaan, dan pantang menyerah ditekan.
“Saya yang melewati perjalanan di PDI Perjuangan, dimulai dari ketua mengomel, ketua PAC, pengurus DPC, hingga ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, tak pernah terpikir meninggalkan rumah yang sudah besarnya saya. Dan, saya juga bersyukur juga berterima kasih, karena Ibu Megawati yang juga ibu saya serta ibu para kader banteng, sudah memberi saya kesempatan di politik, hingga menjadi wakil rakyat,” kata Untung.
Berkarir politik di PDI Perjuangan, Untung jadi mengenal pentingnya memaknai memuliakan ibu. Baik itu ibunya sendiri, juga Megawati yang ia anggap sebagai orang tua sendiri. Karena hal tersebut, rasa setianya menebalkan semangatnya untuk selalu menjaga Megawati. Bagi Untung, hidup mati bersama Megawati, hingga tutup mata nanti selalu bersama PDI Perjuangan. Sebab, PDI Perjuangan jalan takdirnya.
Meski tak menjabat sebagai pengurus atau wakil rakyat pada saat ini, Untung mengaku tak henti-hentinya membesarkan PDI Perjuangan. Buktinya, ia menggalang kader lawas yang tercecer untuk berhimpun di wadah Banteng Balik Kandang (BBK).
“Beberapa rekan pengurus yang sebelumnya sudah tak lagi di partai, kini kembali lagi, dan bersama di wadah BBK. Karena, sebelumnya kita sampaikan seruan, PDI Perjuangan merupakan rumah persaudaraan yang sarat sejarah dan silaturahmi. Alhamdulillah, bersama semangat bersaudara, rekan-rekan yang pernah meninggalkan partai kini kembali. Kembali dalam satu rasa, satu persaudaraan,” kata Untung.
Untung sangat yakin, mereka yang meninggalkan Megawati dan PDI Perjuangan akan merasakan dampaknya. Mereka akan meredupkan karir politiknya.
“Cerita itu banyak terjadi. Saat meninggalkan Ibu Mega, karir politik selesai. Mulai dari tokoh nasional hingga daerah. Kenapa? Karena Ibu Mega itu tak berbeda seperti ibu kita. Siapapun yang mendurhakai ibu, pastinya akan celaka. Memuliakan ibu, menjaga ibu, selalu bersama ibu, itu yang terbaik. Jadi, itu alasan saya untuk selalu setia mendukung Ibu Megawati,” kata Untung.

