Dari PJC untuk Dunia: Jejak Ilmu Sang Guru Wahyudi El Panggabean

Baihaqi. (Poto/ist/PJC).

Penulis: Baihaqi

Serang, Satuju.com – Saya merasa sangat bersyukur telah ditemukan dengan seorang guru sekaligus pembimbing yang luar biasa dalam dunia jurnalistik, yaitu Bapak Drs. Wahyudi El Panggabean, MH, MT.BNSP., C.PCT. 

Perjumpaan ini tentu bukan kebetulan belaka, melainkan bagian dari kehendak Allah SWT yang membuka jalan bagi saya untuk menimba ilmu, memahami, dan mengenal lebih dalam seluk-beluk dunia jurnalistik.

Kesempatan emas untuk belajar langsung di bawah bimbingan beliau di Lembaga Pendidikan Wartawan Pekanbaru Journalist Center (PJC) menjadi pengalaman yang tak ternilai. 

Dari pembelajaran ini, saya memperoleh wawasan baru yang tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga membentuk sudut pandang saya terhadap profesi jurnalistik. 

Harapan saya, ilmu yang saya dapatkan dari beliau dapat menjadi bekal berharga untuk meniti karir sebagai jurnalis profesional dan berintegritas.

Proses pembelajaran dimulai dari pengenalan materi dasar tentang jurnalistik yang disampaikan secara sistematis dan menarik. Tak hanya itu, Pak Wahyudi juga banyak membagikan kisah serta pengalaman pribadinya selama bertahun-tahun berkecimpung di dunia pers. 

Cerita-cerita beliau, baik yang menyentuh, menegangkan, maupun penuh tantangan, memberikan gambaran nyata tentang dinamika kerja jurnalistik di lapangan serta membakar semangat saya sebagai peserta didik.

Materi yang diajarkan meliputi teori dasar jurnalistik, strategi menembus narasumber, teknik wawancara, penulisan berita, hingga pemahaman mendalam terhadap Kode Etik Jurnalistik Indonesia. 

Dari pemaparan tersebut, saya menyadari bahwa jurnalis bukan sekadar pembawa berita, tetapi juga penjaga moral yang memikul tanggung jawab besar terhadap kebenaran, keadilan, dan integritas dalam menyampaikan informasi.

Salah satu pengalaman paling berkesan adalah ketika saya mendapat tugas peliputan langsung di lapangan. Penugasan ini tidak hanya melatih kemampuan teknis dalam menulis dan menyusun berita, tetapi juga menguji mental dan ketangguhan saya sebagai jurnalis. 

Berhadapan dengan narasumber, menghadapi penolakan, dan mengelola waktu dengan efisien menjadi bagian dari tantangan nyata di dunia jurnalistik.

Dari peliputan tersebut, saya belajar bahwa menjadi jurnalis harus siap menghadapi berbagai situasi di lapangan, termasuk tekanan dan cuaca buruk. 

Kemampuan beradaptasi, berpikir cepat, dan berpikir profesional menjadi kunci utama dalam menjalankan tugas jurnalistik dengan baik. Semua itu saya pelajari melalui bimbingan langsung dari instruktur yang berpengalaman.

Setelah melakukan peliputan, saya menyusun hasil wawancara dengan cermat dan teliti, memastikan bahwa semua informasi penting tidak terlewatkan. 

Dalam proses ini, Arahan dari Pak Wahyudi sangat membantu. Beliau selalu memberikan masukan yang membangun, baik dalam hal isi berita, struktur penulisan, maupun pemilihan diksi yang tepat dan tujuan.

Selain itu, suasana pembelajaran yang dibangun di PJC sangat kondusif dan mendorong keterlibatan aktif. Diskusi berita interaktif, studi kasus, hingga simulasi penulisan menjadi bagian dari metode yang diterapkan. 

Saya tidak hanya diajak memahami teori, tetapi juga ditantang untuk berpikir kritis serta menyampaikan laporan secara akurat dan berimbang.

Melalui proses tersebut, saya semakin menghargai peran jurnalis dalam kehidupan bermasyarakat. Profesi ini bukan sekadar pekerjaan mencari berita, melainkan pengabdian nyata sebagai penghubung informasi antara masyarakat dan pemangku kepentingan. 

Jika dijalankan dengan kejujuran dan dedikasi, profesi jurnalis mampu memberikan dampak sosial yang luas dan positif bagi publik.

Saya pun menyadari bahwa jurnalis yang sukses tidak muncul begitu saja, melainkan terbentuk melalui proses yang panjang dan bimbingan yang tepat. 

Peran Pak Wahyudi sebagai pembimbing sangat besar dalam membentuk karakter dan integritas saya sebagai jurnalis. Beliau bukan hanya seorang pengajar, tetapi juga panutan dalam menjalankan etika dan tanggung jawab jurnalistik.

Akhirnya, dengan penuh rasa terima kasih, saya dinyatakan lulus dengan nilai yang memuaskan. Capaian ini merupakan hasil dari kerja keras, ketekunan, serta bimbingan dari instruktur yang sabar dan konservasi. 

Saya percaya, pengalaman belajar di PJC akan menjadi fondasi kuat untuk melangkah ke dunia jurnalistik yang sesungguhnya. Semoga kelak saya dapat mengikuti jejaknya sebagai jurnalis yang profesional dan meminta maaf