Angka Prevalensi Stunting Ditargetkan Pemko Pekanbaru Alami Penurunan

Plh Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Zulhelmi Arifin

Pekanbaru, Satuju.com - Angka prevalensi stunting pada tahun 2025 di Kota Pekanbaru ditargetkan bisa turun. Tahun lalu angka prevalensi stunting di Kota Pekanbaru berkisar 8,7 persen.

Ada sejumlah upaya menekan angka stunting dan gizi buruk. Upaya tersebut agar tidak ada lagi anak yang terindikasi mengalami gangguan tumbuh kembang hingga gizi buruk.

Salah satu upaya yang kami lakukan adalah melakukan penyisiran anak stunting. Cara ini untuk melakukan deteksi dini terhadap anak dengan kondisi stunting, terang Plh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekanbaru Zulhelmi Arifin.

Dirinya tidak ingin ada lagi anak yang dalam kondisi gangguan tumbuh kembang dan gizi buruk. Sweeping ini juga bertujuan untuk menginventarisir keberadaan anak-anak yang berpotensi mengalami stunting.

“Kita menyiapkan formatnya untuk menginventarisasi jumlah anak-anak dengan kondisi gangguan pertumbuhan,” ungkapnya.

Zulhelmi mendorong kader posyandu dan kader KB bergerak di lapangan secara door to door. Mereka bisa mendatangi rumah anak dengan kondisi stunting dan gizi buruk juga membawanya ke posyandu.

“Setelah itu didata dan dilaporkan ke puskesmas, lantas anak tersebut masuk pantauan dinas kesehatan,” paparnya.

Anak-anak yang terindikasi mengalami gangguan tumbuh kembang dan gizi buruk akan mendapat Pemberian Makan Tambahan (PMT). Ia mengingatkan proses pendataan bisa berlangsung secara satu bulan.

“Satu bulan berikutnya kita salurkan PMT untuk anak-anak tersebut,” ujarnya.

Anak-anak itu juga akan mendapatkan vitamin selama tiga bulan. Mereka akan mendapat intervensi agar berat dan tinggi badan anak-anak tersebut bisa membaik.