Tangis Warga Rempang Pecah di Sidang MK, Suarakan Penolakan PSN

Sidang Mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan di Rempang

Jakarta, Satuju.com – Suasana haru mewarnai sidang Mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan atas Proyek Masyarakat Strategis Nasional (PSN) di Rempang. Melansir akun TikTok @batambergerak.id, Sukri, warga asli Kampung Sebulang yang menyampaikan kondisi masyarakat Rempang tidak mampu menahan tangis saat menyampaikan kesaksiannya di ruang sidang.

Salah satu bukti yang disampaikan Sukri, yang menegaskan bahwa keberadaan PSN justru membawa penderitaan bagi masyarakat.

“Mereka menganggap kami ini bodoh di Rempang, seenaknya saja mereka mengusir kami,” ujar Sukri dengan suara bergetar.

Ia menambahkan, masyarakat Rempang sejatinya sudah hidup makmur dari hasil laut dan pertanian, jauh sebelum adanya PSN.

Dua hari yang lalu, kami mengunjungi 7 September dengan pesta rakyat dan pasar murah, membuktikan bahwa bumi Rempang berlimpah hasilnya. Kami hidup sejahtera, aman, nyaman. Bahkan kami para nelayan dan petani mampu menyekolahkan anak sampai sarjana tanpa bantuan. Jadi ketika pemerintah bilang PSN untuk kesejahteraan, kami katakan: kami sudah sejahtera sebelum PSN,” tegasnya.

Sukri juga menuturkan bahwa proyek tersebut membuat masyarakat merasa diperlakukan tidak manusiawi.

"Seolah-olah kami ini binatang di sana. Di mana keadilan negeri ini, ketika ruang hidup kami ingin dirampas?" ucapnya penuh emosi.

Netizen Ikut Suarakan Kepedulian

Kesaksian pilu warga Rempang ini memantik beragam komentar warganet yang menyatakan mencakup secara mendalam.

Akun @Aji8512 menulis: “Semoga masyarakat Rempang terlepas dari jajahan negaranya sendiri..!!!”

Akun @4br4r berkomentar: “10 tahun daya rusaknya luar biasa.”

Akun @Hazizi_Yusuf menyuarakan solidaritas: “Hanya Melayu yang nggak diam ketika tanahnya diambil pemerintah, karena Melayu hebat bersatu. Salam dari Melayu Riau.”

Sidang MK akan terus berlanjut, sementara masyarakat Rempang terus memperjuangkan hak atas tanah dan ruang hidup mereka.