Damai Hari Lubis: Wilson Lalengke Bawa Misi Moral ke PBB, Jangan Bisu pada Pelanggaran HAM
Wilson Lalengke.(Poto/ist)
Jakarta, Satuju.com – Pengamat KUHP (Kebijakan Umum Hukum dan Politik), Damai Hari Lubis, menaruh harapan besar terhadap kiprah Wilson Lalengke yang kini tengah berada di New York, Amerika Serikat, untuk menghadiri agenda di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Semoga perwakilan aktivis yang hadir di PBB aktif, tidak bisu terhadap pelanggaran hukum dan HAM yang terjadi di berbagai belahan dunia,” ujar Damai Hari Lubis.
Menurutnya, kedatangan Wilson Lalengke ke markas PBB bukan sekadar agenda diplomatik, melainkan misi moral untuk menggemparkan kebisuan dunia. Di hadapan Komite Keempat PBB, forum yang membahas isu global, dekolonisasi, hak asasi manusia, dan perdamaian dunia, Wilson disebut akan berbicara atas nama kemanusiaan.
“Ia mengungkapkan para korban ketidakadilan, bukan hanya keluarga yang terus menangis, tapi juga suara mereka yang selama ini tertindas dan terbungkam oleh kepentingan politik global,” ungkap Damai.
Wilson yang juga Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) akan menyoroti isu-isu serius mulai dari pembunuhan di luar hukum, penyiksaan, pengasingan tanpa dasar, hingga pembiaran perpisahan massal. “Semua ini terjadi di depan mata kita, sementara dunia memilih menoleh namun cenderung diam,” tambah Damai.
Dari New York, Wilson diinformasikan menginap di Millennium Hilton New York One UN Plaza, hotel yang sering digunakan para diplomat tinggi dunia. Dari lokasi itu, ia akan naik ke podium PBB untuk menyuarakan petisi solidaritas internasional agar hukum dunia ditegakkan dan krisis kemanusiaan dihentikan secara komprehensif.
Damai menegaskan, Indonesia patut berbangga karena ada putra bangsa yang menyuarakan suara hati rakyat kecil di forum internasional. “Pesannya jelas: rakyat kecil pun berhak bersuara, dan suara kebenaran tidak boleh dikubur oleh politik pragmatis maupun primordialisme,” katanya.
Selain isu global, Damai juga menyampaikan pentingnya Wilson menyuarakan kasus-kasus kemanusiaan di dalam negeri, termasuk tragedi wafatnya 894 petugas KPPS Pemilu dan peristiwa KM 50 yang hingga kini belum menemukan kepastian hukum.
“Semoga Wilson amanah terhadap perintah hati nuraninya dan berhasil sukses. Apa yang dia perjuangkan bukan hanya harapan dirinya, tetapi juga sebagian besar bangsa ini yang mendambakan keadilan,” tutup Damai Hari Lubis.

