ISMI Dorong Kolaborasi Besar Eksploitasi Potensi Tambang dan Industri Aceh

Sekretaris Jenderal Majelis Pengurus Pusat Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (MPP ISMI), Hj Juliana Wahid. (poto/ist)

BANDA ACEH, Satuju.com – Sekretaris Jenderal Majelis Pengurus Pusat Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (MPP ISMI), Hj Juliana Wahid, menegaskan komitmen besar ISMI dalam mendorong pemanfaatan potensi sumber daya alam dan industri strategis Aceh melalui pola kolaborasi teknologi, investasi, dan pembiayaan syariah.

Pernyataan itu disampaikan Juliana saat memberi materi dalam Seminar Nasional Ekspor-Impor Berbasis Komoditas Lokal di Balai Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh.

Di hadapan ratusan peserta, Juliana menyoroti besarnya potensi tambang rakyat di Aceh yang belum tergarap serius. Ia mengajak semua pihak untuk bergerak bersama agar kekayaan alam Aceh tidak hanya menjadi catatan potensi tanpa nilai manfaat.

“Potensi tambang rakyat di sini luar biasa, ayo kita sama-sama. Bapak punya teknologi tambang, ayo kita buat teknologi kolaborasi Aceh dengan ISMI untuk eksploitasi,” ujarnya.

Juliana mengungkapkan, ISMI siap menghadirkan pakar internasional untuk memastikan tata kelola tambang taat pada regulasi lingkungan.

“Hati-hati dengan Amdal dan lainnya, kita perlukan ekspertis konsultan internasional. Itu sebabnya kita hadirkan Pak Marco, yang menjadi advisor di IDB,” kata Juliana.

Siap Hadirkan Investasi Syariah dan Anchor Tenant Industri

Lebih jauh, ia menjelaskan ISMI telah menyiapkan konsep anchor tenant, termasuk fabrikasi mesin pengolahan sawit yang telah berjalan di Kalimantan Timur dan siap diarahkan ke Aceh.

“Kalau sudah ada fasilitasnya, kami siap mempersiapkan blueprint, anchor tenant, bahkan pembiayaan melalui skema syariah finance bersama IDB,” tegasnya.

Juliana juga meminta pemerintah daerah melakukan percepatan perizinan agar investasi dapat dieksekusi.

Aceh Kaya, Jangan Bergantung pada Subsidi

Di tengah pidato bersemangat, Juliana mengingatkan bahwa Aceh memiliki sejarah kontribusi besar bagi Indonesia dan memiliki sumber daya luar biasa.

“Aceh itu kaya. Ayo kita bangun Aceh agar lebih makmur. Jangan lagi ada yang bilang Aceh hidup dari subsidi,” tegasnya.

Ia menegaskan bahwa Aceh harus memanfaatkan seluruh fasilitas dari negara melalui status Otonomi Khusus dan ekosistem ekonomi halal.

“Aceh itu sudah halal, tidak perlu lagi sertifikasi halal. Aceh punya aturan sendiri, punya keistimewaan sendiri,” tambahnya.

Kolaborasi Menuju Indonesia Emas 2045

Juliana menyebut bahwa ISMI dari 28 provinsi hingga jaringan luar negeri siap mendukung program pembangunan ekonomi Aceh. Bahkan sudah dilakukan pembicaraan awal untuk pembentukan tim kerja dan pertemuan lanjutan di Jakarta.

“Kami siap men-support program Aceh. Ayo masyarakat Aceh, kita bareng-bareng. Kita kolaborasikan ini menuju Indonesia Emas 2045,” tutupnya.

Seminar ditutup dengan sesi dialog interaktif dan apresiasi atas gagasan strategis yang disampaikan.(M.R)