Aktivitas Melaut Terganggu, Nelayan Desa Muntai Keluhkan Pendangkalan Kuala

Pendangkalan Kuala. (poto/ist)

Muntai, Satuju,com — Para nelayan Desa Muntai kembali menyampaikan keluhan terkait kondisi pendangkalan di Kuala Muntai, yang menjadi jalur utama keluar masuknya perahu nelayan. Pendangkalan yang semakin parah membuat para nelayan kesulitan untuk berangkat melaut maupun kembali dari aktivitas menangkap ikan.

Kondisi ini sangat mempengaruhi mata pencaharian nelayan setempat, terutama mereka yang setiap hari mencari ikan di perairan Selat Melaka, wilayah laut Muntai yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Salah seorang nelayan, Ijal, mengungkapkan keluhannya kepada Kepala Desa Muntai, Muhammad Nurin. Ia menjelaskan bahwa pendangkalan yang terjadi telah menyebabkan perahu kerap tersangkut dan sulit melintas, apalagi saat air surut.

“Kami sudah beberapa kali kesulitan keluar masuk kuala, apalagi kalau air sedang rendah. Perahu sering kandas. Ini sangat menghambat aktivitas kami sebagai nelayan,” ujar Ijal kepada Kades Muntai.

Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Desa Muntai, Muhammad Nurin, menyatakan bahwa pemerintah desa telah berupaya melakukan langkah-langkah awal untuk mengurangi dampak pendangkalan, salah satunya dengan pemancangan pohon kelapa sebagai penahan arus dan sedimentasi di sekitar kuala. Namun, ia mengaku bahwa upaya tersebut belum cukup untuk menyelesaikan permasalahan secara menyeluruh.

“Kami sangat prihatin dengan kondisi ini. Pendangkalan di Kuala Muntai sudah lama menjadi persoalan yang berdampak langsung pada perekonomian warga. Kami berharap pemerintah di tingkat yang lebih tinggi dapat memberikan perhatian serius agar ada penanganan yang lebih maksimal,” ungkap Kades Muntai.

Pemerintah Desa Muntai berharap adanya tindak lanjut berupa normalisasi atau pengerukan kuala, demi mempermudah akses melaut dan mendukung keberlanjutan mata pencaharian para nelayan yang bergantung pada laut.