Ketua KNPI Kampar Abu Nazar Tantang Purwaji ketua GP Ansor Riau Debat Terbuka

Teks poto : (kiri) Purwaji ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Riau, (kanan)Ketua KNPI Kampar Abu Nazar.

Pekanbaru, Satuju.com - Ketua KNPI Kampar Abu Nazar tantang Purwaji ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Riau Debat terbuka. 

Tantangan debat terbuka itu disampaikan Abu Nazar usai mendengar dengan seksama pernyataan Purwaji yang menanggapi berita yang viral belakangan ini. 

Mentri Agama Yaqut Cholil Qoumas diduga membandingkan suara azan dengan suara Anjing saat ditanya wartawan terkait surat edaran aturan pengeras suara. 

Melalui pesan singkat kepada awak media, Abu Nazar menilai pernyataan dari Purwaji itu telah menyakiti hati umat islam. 

Ia meminta kepada ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Riau itu jangan membela dengan membabibuta. "Kita bukan tak toleransi dengan apapun, jangan sakiti hati ummat islam" Kata abu nazar tegas. Jumat (25/2/23). 

Islam adalah agama toleransi dan tidak pernah diskriminasi terhadap siapapun, Islam mengajarkan bagaimana  cara etika berbicara depan publik, saya kira Islam adalah agama yang paling toleransi siapapun yang hidup ditengah pemukiman Islam dia akan mendapatkan kedamaian.

Yang kita kesalkan itu, penggunaan kata-kata gonngongan anjing, apa gak ada lagi kata-kata selain itu. Penempatan kata-katanya kurang bijak," sesal Abu Nazar. 

Contoh saat Idul Adha ada orang nonmuslim yang hidup ditenga pemukiman Islam ia dapat perlakuan yang sama ia juga dibagi daging Qurban itulah bukti Islam sangat saling mencintai sesama.

Dilansir dari laman cakaplah.com, Ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Riau, Purwaji, menanggapi video statemen Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tentang surat edaran aturan pengeras suara. Menurut Purwaji, video yang beredar tersebut hanyalah potongan saja, tidak utuh. Sehingga hal tersebut menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

"Video yang beredar di Medsos itu lebih pada potongan yang tidak utuh," singkat Purwaji kepada media.

Dijelaskannya, apabila video Menteri Agama tersebut didengar secara utuh tanpa potongan, maka pasti tidak ada kesimpulan yang menyatakan bahwa Menteri Agama sedang membandingkan suara azan dan suara gonggongan anjing.

"Kalau dicerna secara utuh, didengar secara utuh dari awal sampai akhir, maka siapa pun pasti berkesimpulan bahwa menteri agama itu tidak sedang membandingkan suara azan dengan suara gonggongan anjing," jelasnya.

Oleh sebab itu, Purwaji mengharapkan masyarakat untuk berhenti menyebarkan video potongan statemen Menteri Agama tersebut sehingga tidak menimbulkan kegaduhan.

"Kita minta semuanya jernih dan cerdas, termasuk kepada aktor-aktor, siapa yang mencoba menggoreng menjadi narasi menyudutkan Gus Yaqut, untuk berhenti. Kalau tidak berhenti, ini sama saja dengan memperkeruh suasana," tegasnya.

"Bagaimana mungkin Menteri Agama menyamakan (suara azan dan suata gonggongan). Ini tidak mungkin. Ini diplintir," tambahnya.