Kilas Balik Jelang Hari Jadi Ke 448 Kabupaten Pemalang

Poto: pusat kabupaten Pemalang

Satuju.com, Pemalang -  pada masa lalu merupakan jalur perdagangan yang cukup ramai di pesisir utara pulau jawa. saat itu ratu sima yang berkuasa di kerajaan Kalingga, pada sekitar abad ke- 5.

Saat itu pemerintahan ratu yang berparas cantik, belum di pecah oleh wangsa Sanjaya ke wilayah Mataram ( selatan ), ke daerah poros kedu - Jogyakarta.

Wilayah pesisir Utara pulau jawa dengan keberadaan pelabuhan yang membentang dari wilayah Banten sampai Sidoarjo ( jawa timur).

Pada masa kerajaan Medang jawa timuran , wilayah pemalang di jadikan pangkalan militer oleh kerajaan Majapahit.

Pemalang menjadi bagian kerajaan Demak Bintoro ,sebagai basis jalur perdagangan yang cukup penting di laut jawa, terutama dengan tumbuhnya kebudayaan muslim, yang berkembang pesat mendominasi di pesisiran.

Sejak runtuhnya Demak dengan berpindah nya pusat pemerintahan ke pajang (Surakarta l), banyak daerah daerah membebaskan diri,pasca runtuhnya kekuasaan Demak, menjadi banyak rebutan kekuasaan, saat itu jawa benar - benar pecah.

Pada saat kerajaan pajang sering terjadi kegaduhan, akibatnya banyak Pejabat kerajaan pergi meninggalkan istana keraton, mencari tujuan baru di banyak tempat.

Raden sida wini adalah bangsawan asal  pajang yang sampai ke wilayah pemalang, hingga kemudian mendapatkan pengaruhnya di bidang pemerintahan dan aspek kultural.

Raden sida wini kemudian diangkat oleh intesitas pemalang, menjadi adipati pemalang yang pertama, kemudian dilanjutkan oleh adipati jinogo hanyokro kusumo atau darul ambyah ,pada tanggal 24 januari 1575, peristiwa itu kemudian di jadikan sebagai hari jadi kota Pemalang.
Dari catatan Rijklof Van Goens dalam buku W Fruin Mees ,pada tahun 1575 pemalang menjadi salah satu dari 14 daerah di pulau jawa , ini artinya tidak berada di bawah kekuasaan kerajaan pajang, maupun persekutuan surabaya,
Juga kekuasaan Cirebon maupun banten.

Namun akhirnya pemalang tunduk pada kesultanan mataram, setelah pajang dan pemalang, menjadi vasal dari kesultanan Mataram,pada tahun 1622 pemalang menjadi apanase (dearah kekuasaan) pangeran Purbaya dan mataram.

Kemudian kekuasaan di lanjutkan oleh raden mengoneng atau mangunoneng, kekuasaannya berpusat di sekitar dukuh oneng Kelurahan Bojongbata saat ini.

Raden mengoneng merupakan pimpinan daerah yang anti VOC dan sepakat dengan pola kebijakan Sultan Agung.

Pada tahun 1652 Amangkurat II di kartusura mengangkat Ngabehi subajaya menjadi bupati pemalang,

Catatan selanjutnya oleh Hindia Belanda, pada tahun 1820 pemalang di perintah oleh Bupati Mas tumenggung Suralaya , pada era ini pemalang melalui kanjeng swargi atau kanjeng pontang, terlibat dalam perang Diponegoro mendukung pergerakannya.

Pada tahun 1832 ketika pemerintahan admistrastif Hindia Belanda semakin sempurna, Pemalang di jabat oleh bupati tumenggung sumo negoro, periode ini merupakan masa keemasan pemalang, dengan hasil pertanian melimpah di selatan meliputi padi, kopi, tembakau dan kacang, selain hasil laut tentunya di daerah utara.

Perkembangan selanjutnya Pemalang sudah membentuk semakin jelas, sebagai daerah bentukan Hindia Belanda yang membentuk lima distrik .

Titik penting sebagai situs - situs berdirinya kekuasan pemalang,sebagai pusat kota, berada di desa oneng atau dukuh oneng, Kelurahan Bojongbata, kecamatan Pemalang sekarang, selanjutnya pindah ke daerah Ketandan (sekarang masuk Kelurahan Pelutan), merupakan pusat kabupaten yang kedua.

Pusat Kabupaten yang sekarang ini, berada di seputar alun - alun pemalang, dan ini merupakan pusat kabupaten Pemalang yang ke tiga (sekarang).

Ragil74 ( diambil dari beberapa sumber ).