Dampak Ketidakpastian Harga Minyak Global, Subsidi BBM 2022 Bisa Bengkak Rp700 Triliun
Ilustrasi
Jakarta, Satuju.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap subsidi BBM 2022 bisa membengkak di atas Rp700 triliun jika tidak diintervensi pemerintah. Ani, sapaan akrabnya, memberkan data tersebut dalam Pemerintah Tanggapan terhadap Pandangan Fraksi atas RUU tentang Pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN 2022.
Ia menyebut pemanasan global pada tahun lalu berdampak pada kenaikan harga minyak dunia yang menembus US$140 dolar per barel atau setara Rp2,1 juta (asumsi kurs Rp15.258 per dolar AS) pada Maret 2022 lalu.
“Ini memaksa pemerintah mempersempit belanja subsidi dan menghemat BBM yang diperkirakan tanpa penyesuaian bisa mencapai di atas Rp700 triliun,” katanya dalam Rapat Paripurna ke-4 DPR RI Masa Persidangan I 2023-2024 di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/8) .
Ia pun mengapresiasi seluruh Fraksi DPR RI yang memahami kondisi dilematis tersebut. Di sisi lain, ia mengapresiasi wakil rakyat yang terus mengawal pemerintah dalam menetapkan kebijakan penghematan penyesuaian harga BBM, termasuk melalui belanja bantuan sosial (bansos) yang disalurkan ke masyarakat.
Sang Bendahara Negara memastikan pemerintah terus berupaya merespons dengan tepat dinamika harga minyak dunia, terutama imbas kondisi geopolitik.
“Pemerintah terus menjaga dan mewaspadai pergerakan harga minyak dan mengantisipasi dampaknya, terutama yang berpotensi menghambat aktivitas ekonomi rakyat dan memberikan beban kepada kelompok paling rentan,” terangnya.
Kemenkeu mencatat alokasi belanja subsidi dan mata uang energi sepanjang tahun 2022 lalu menyentuh Rp551,2 triliun. Padahal, awalnya sektor belanja ini dipatok hanya Rp152,5 triliun di APBN 2022.
Realisasi ini naik tiga kali lipat. Bahkan, alokasi subsidi dan konservasi energi 2022 lalu meroket 192,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp188,3 triliun.

