Malaysia dan Singapura Jadi Korban Kabut Asap, Dr. Elviriadi: Penanganan Karhutla Jangan Begitu

Dr. Elviriadi, Yeka (Anggota Ombudsman RI) dan Satam Jm

Pekanbaru, Satuju.com - Buntut kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyebabkan beberapa wilayah di Pulau Sumatera mengalami kabut asap kini berdampak ke negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Beberapa waktu lalu muncul protes atas kiriman asap dari Indonesia yang menarik perhatian publik.

Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan menilai hal ini bentuk teguran keras dan membidik bagi negara Indonesia. “Protes dari negara tetangga adalah teguran keras yang cukup tinggi, karena bukan baru kali ini saja terjadi. Malaysia dan Singapura seringkali sudah teriak-teriak kabut asap dari Indonesia menyebabkan polusi udara di wilayah mereka,” menyelesaikan karhutla mencoreng nama baik Indonesia,” ujar Daniel .

Pakar hidup lingkungan, Dr. Elviriadi juga memberi tanggapan terkait hal tersebut. “Penanganan Karhutla jangan begitulah, harus objektif, gak boleh ada konflik kepentingan serta harus base on dan menghormati ilmu pengetahuan,” ucap alumni Managemen Lingkungan Hidup UKM Malaysia itu.

Elviriadi yang juga Kepala Departemen Restorasi Gambut Majelis Nasional KAHMI menilai masalah utama belum tersentuh. "Masalah utama Karhutla inikan pada eksploitasi gambut, awalnya deforestasi, lalu bisnis kehutanan di lahan gambut termasuk dikubah gambut. Efeknya overdrainage, gambut kering di seluruh tanah air dan upaya evaluasi ke arah itu tidak dilakukan," imbuhnya. 

Akademisi yang kerap jadi ahli di pengadilan itu juga mengaku prihatin dengan upaya hilir dari pemerintah. “Jika upayanya hanya pemadaman alias K2BA (Kehulu Kehilir Bawa Air) ini jelas sangat parsial, ada momen temuan 3,3 Juta ha kawasan hutan dicuri, kok malah dibiarkan. Harusnya kan ini dihutankan dan digambutkan, barulah karhutla sembuh permanen,” ujar putra Melayu Meranti.