PM Israel Netanyahu Tolak Mundur dari Agresi di Gaza Hingga Raih Kemenangan
Pasukan Israel di Gaza dikunjungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Gaza, Satuju.com - Pasukan Israel di Gaza mengunjungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di hari kedua gencatan senjata yang berlangsung dengan Hamas pada Minggu (26/11/2023).
Dalam video yang dirilis kantor Perdana Menteri Israel di YouTube, Netanyahu menyatakan agresi militer di Jalur Gaza akan tetap berlangsung sampai kemenangan berpihak ke Israel.
“Kita akan terus berlanjut sampai akhir, sampai kemenangan, Tidak ada yang bisa menghentikan kita,” kata Netanyahu di tengah kehadiran tentara Israel.
Belum jelas kapan pastinya kunjungan Netanyahu ini berlangsung. Namun, video tersebut diunggah akun YouTube IsraelPM sekitar 12 jam lalu.
Dikutip New York Times, biasanya informasi mengenai kunjungan pemimpin negara ke titik konflik yang sensitif disebarkan sang PM keluar dari wilayah tersebut.
Menurut penilaian New York Times, Netanyahu kemungkinan mengunjungi utara Jalur Gaza yang memang tengah dikuasai oleh militer Israel.
Jika terkonfirmasi, kunjungan Netanyahu ke Gaza ini berlangsung saat gencatan senjata antara Israel dan Hamas menerapkan gencatan senjata selama empat hari sejak Jumat (24/11).
Menurut para pejabat Israel, ini merupakan undang-undang perdana Netanyahu ke Gaza sejak Israel melancarkan agresi ke wilayah tersebut dalam peperangannya dengan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Netanyahu didampingi oleh penasihat keamanan Israel, Tzachi Hanegbi, Penasihat Militer Israel Avi Gil, dan Wakil Panglima Militer Israel Amir Baram.
Foto-foto yang dirilis pemerintah Israel menunjukkan Netanyahu mengenakan T-shirt, celana jin, dan jaket antipeluru berwarna khaki serta helm.
Dalam salah satu foto, Netanyahu terlihat sedang melihat peta, berkonsultasi dengan komandan, dan berdiri tepat di dalam terowongan Israel yang diklaim buatan Hamas dan baru-baru ini ditemukan oleh mereka.
Pada Rabu (22/11), Israel dan Hamas menyepakati perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza setelah hampir dua bulan.
Gencatan senjata berlangsung selama empat hari mulai Jumat (24/11) dan kemungkinan besar bisa diperpanjang setelah tawaran Hamas dan mirip dengan kabinet perang Israel.
Selama gencatan senjata berlangsung Israel memang menghentikan sebagian besar gempurannya di Jalur Gaza. Meski begitu, beberapa serangan tetap terjadi bahkan di Tepi Barat Palestina.
Selain itu, Israel juga masih mengepung dua rumah sakit utama di utara Gaza yakni RS Al Shifa dan RS Indonesia.
Otoritas Kesehatan Palestina mengatakan sekitar 14.800 orang tewas dan sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

