Ciptakan Lahan Pertanian, Pemko Pekanbaru Ajak Universitas Berkolaborasi

Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun

Pekanbaru, Satuju.com - Perguruan tinggi atau universitas diajak Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru untuk berkolaborasi dalam menciptakan lahan pertanian. Supaya, Pekanbaru tidak terlalu bergantung pada bahan pokok dari daerah lain.

“Kami berharap bisa berkolaborasi dengan universitas membuat sebuah ide menciptakan lahan pertanian. Pasalnya, seluruh bahan pokok didatangkan dari daerah lain,” kata Pejabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun, Rabu (27/12/2023).

Seharusnya, pemko bisa menanam satu jenis bahan pokok saja, contohnya cabai, bawang merah, atau jagung. Sebab, Pekanbaru ini memiliki banyak universitas.

Diberitakan sebelumnya, Pekanbaru hanya memproduksi bahan pangan sebanyak 13 persen. Sementara sisanya, hampir 80 persen bahan pangan didatangkan dari luar daerah.

“Kondisi ketahanan pangan Pekanbaru masih mencukupi. Namun yang harus dipahami adalah bahwa Pekanbaru bukanlah daerah penghasil bahan pangan,” kata Analis Ketahanan Pangan Ahli Muda Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Pekanbaru Purwati, Sabtu (10/6).

Pekanbaru sangat bergantung pada pasokan pangan yang didatangkan dari daerah-daerah penghasil seperti Sumbar, Sumut, dan daerah sekitar lainnya. Oleh karena itu, Disketapang ingin memastikan kelancaran arus masuk bahan pangan ke Kota Pekanbaru. Hal ini akan sangat menentukan terhadap ketersediaan maupun harga komoditas pangan.

“Meski begitu, Pekanbaru tetap memproduksi bahan pangan secara lokal tetapi dilaksanakan melalui program-program pelatihan, pengembangan potensi pertanian, perkebunan, dan peternakan. Kami juga ikut membina kelompok wanita tani (KWT) dengan memberikan bibit sayuran, buah, bibit ternak baik ikan maupun ayam yang ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan berbasis masyarakat,” sebut Purwati.

Program-program Disketapang seperti Si Diva, Sicantig, program P2L, pengolahan dan penganekaragaman pangan merupakan upaya mencari solusi untuk mencegah rentan rawan pangan.

“Pada aplikasi Si Diva, kami memetakan potensi kerawanan pangan di sekitar wilayah Kota Pekanbaru. Melalui data potensi kerentanan dan kerawanan pangan ini juga, kami membuat program-program prioritas untuk penanggulangan kerentanan pangan di tiap wilayah,” jelas Purwati.