Dalam Kurun Waktu 2 Bulan, Tiga Harimau di Medan Zoo Mati Karena Sakit

Kondisi Harimau di Medan Zoo

Medan, Satuju.com - Dalam waktu dua bulan terakhir, dua harimau sumatra dan satu harimau benggala mati di kebun binatang Medan, Sumatra Utara. Kematian mereka diduga karena sakit, yang diperburuk kondisi kandang tidak sesuai standar.

Saat ini, 10 ekor harimau masih bertahan di Medan Zoo. Sebanyak empat di antaranya dalam kondisi sakit parah.

Medan Zoo mengalami krisis keuangan sejak dihantam pandemi. Tak ada biaya operasional untuk merawat fasilitas. Pegawai tidak digaji penuh hampir setengah tahun. Kemudian, pakan satwa diperoleh dari utang.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerhati satwa liar melaporkan temuan kandang sempit dan kotor, dugaan satwa kelaparan, tingginya kematian hewan, sampai ketiadaan pengayaan terhadap kandang di Medan Zoo.

Juru rawat harimau di kebun binatang Medan, Yahya Bastanta Tarigan, baru saja membersihkan kandang. 

Binsor adalah satu dari dua harimau sumatra yang sedang sakit parah. Pejantan ganas ini lahir dan besar di Medan Zoo. Ia punya kembaran bernama Bintang Baringin.

"Binsor itu anakan. Itu induknya, Si Manis, [usianya] itu 17-18 tahun, dari Tanjung Balai," kata Yahya kepada wartawan Apriadi Gunawan di Medan yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Yahya mengaku dirinya sering berkomunikasi dengan berbalas auman kepada harimau-harimau yang ia beri makan, mandikan badannya, dan bersihkan kandangnya - setiap hari. Tapi hari itu, Binsor tak bisa membalas auman darinya.

Pegawai muda yang sudah bekerja empat tahun ini juga mengurai isi hatinya saat tiga harimau mati dalam dua bulan: Avatar, Nurhaliza, dan Erha.

“Dasarnya kita sama dia, main-main. Tiba-tiba kehilangan, kok bisa? Kan sedih kita, seperti kehilangan keluarga,” kata Yahya.

Yahya juga mengaku belum digaji selama lima bulan. Tapi ia berkeras bertahan demi harimau-harimau yang ia rawat.

“Karena sudah menjiwai, sudah sehati. Bisa saja kulepas [keluar kerja], cuma nggak tega. Nggak mungkin kulepas... Keikhlasan kita merawat dia, yang penting nyawanya selamat dulu.

“Biar pun hewannya makan, kita nggak [makan], ya tetap kita rawat,” kata Yahya, sambil berharap "kebun binatang ini lebih maju, jangan kayak sekarang."

Binsor bersama tiga harimau sumatra lainnya, beserta enam harimau benggala dari India, kini mendapat pengawasan ketat tim bentukan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut.

Selain Binsor dan dua harimau sumatra lainnya, seekor harimau benggala dilaporkan sakit parah.

Hal ini disampaikan Plt. Direktur Utama PUD Pembangunan Kota Medan, Bambang Hendarto. PUD Pembangunan Kota Medan adalah BUMD yang menjadi induk usaha Medan Zoo.

"Hari ini ada sisa empat harimau sumatra. Tiga [di antaranya] dalam kondisi dibius infausta. Satu masih dalam kondisi fausta (masih bisa disembuhkan)," kata Bambang, Jumat (12/1/2024).

Bambang mengatakan, pihak Medan Zoo saat ini sedang berupaya menyelamatkan nyawa empat harimau yang sakit parah.

"Kita coba melakukan perawatan saja yang intensif, tetapi untuk kemungkinan pulihnya, sedikit lebih kecil," katanya.

Saat ini Medan Zoo sudah tidak lagi memiliki dokter hewan. Dokter hewan terakhir sudah keluar dari pekerjaannya sejak November 2023 silam.

Oleh karena itu, mereka saat ini dibantu tim bentukan BBKSDA Sumut bersama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI), serta tenaga profesional dari NGO.