Progres Pembangunan Sudah Capai 80 Persen, Pemko Pekanbaru Optimis Pasar Induk Rampung Tahun Ini

Kepala Disperindag Pekanbaru Zulhelmi Arifin

Pekanbaru, Satuju.com - Pembangunan Pasar Induk di Kota Pekanbaru direncanakan Pemerintah Kota (Pemko) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru rampung tahun ini. Saat ini, kemajuan pembangunan sudah mencapai 80 persen. 

"Kami masih memanggil pengelola Pasar Induk (PT Agung Rafa Bonai). Terakhir saya cek, sudah selesai 80 persen," kata Kepala Disperindag Pekanbaru Zulhelmi Arifin, Rabu (17/1).

Setelah Pasar Induk selesai dibangun, para pedagang grosir akan dipindahkan dari samping Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS). Sehingga, semua pedagang grosir berkerumun di Pasar Induk. 

"Kami butuh cepat Pasar Induk. Namun, pemilik PT ARB sedang sakit. Itu yang membuat terkendala," ungkap Ami, sapaan akrabnya. 

PT ARB berusaha menyelesaikan Pasar Induk tahun ini. Komitmen PT ARB menyelesaikan Pasar Induk.

Diberitakan sebelumnya, pembangunan Pasar Induk ini penuh dengan dinamika dimulai pada tahun 2016 lalu. Pemko Pekanbaru dan pihak PT ARB, sebagai penyewa lahan, sudah menandatangani kontrak kerja sama pada Oktober 2016 lalu.

Pengelolaannya diberikan kepada PT ARB selama 30 tahun. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) baru bisa diselesaikan 2017. 

Pembangunan dilakukan pada tahun 2018. Sayangnya, PT ARB kekurangan modal melanjutkan pembangunan akibat pandemi Covid-19. 

Pasang surat pembangunan yang terjadi selama masa pandemi, tahun 2020 dan 2021. Selain masalah finansial akibat pandemi, PT ARB juga meminta kepastian status lahan. 

Akhirnya, Hak Pengelolaan Lahan (HPL) diterbitkan Kementerian ATR/Badan Pertanahan Nasional pada tahun 2022. Bermodalkan HPL ini, PT ARB mendapat suntikan dana dari bank untuk melanjutkan pembangunan Pasar Induk. Pasalnya, PT ARB telah menggelontorkan dana sebesar Rp60 miliar dengan pencapaian pembangunan 60 persen, sejak tahun 2017 hingga 2022.

Tim Pemko Pekanbaru juga telah membahas penyesuaian waktu pembangunan Pasar Induk di Jalan Soekarno-Hatta. Pasalnya, PT ARB sempat terkendala dana akibat pandemi Covid-19 dan belum tersedianya sertifikat HPL dari Pemko Pekanbaru. Pembangunan Pasar Induk itu menggunakan skema Build Operate Transfer (BOT) atau biaya pembangunan yang ditanggung seluruhnya oleh investor.