Ditengah Isu Negosiasi Gencatan Senjata, PM Israel Netanyahu Keukeuh Tak Akan Tarik Pasukannya dari Gaza

PM Israel Netanyahu

Gaza, Satuju.com - Di tengah isu negosiasi upaya gencatan senjata yang sedang berlangsung, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan tak akan menarik pasukannya dari Jalur Gaza, Palestina.

Melansir CNNIndonesia, dalam pernyataan yang dirilis Kantor Perdana Menteri, Netanyahu menegaskan dirinya dengan jelas dan konsisten akan mencapai kemenangan di Gaza. “Bahwa akan ada kemenangan mutlak atas Hamas dalam perang ini,” demikian pernyataan Kantor PM, seperti dikutip Al Jazeera, Rabu (31/1/2023).

Netanyahu juga membantah laporan yang menyebut akan ada konsesi besar yang diberikan Israel sebagai ketidakseimbangan atas kesepakatan kemitraan dengan Hamas.

“Setiap laporan atau kebocoran di media yang menyebut akan ada konsekuensi besar yang diberikan oleh Israel sebagai ketidakseimbangan kesepakatan tawanan adalah sama sekali tidak benar,” bunyi pernyataan tersebut.

Netanyahu pun menegaskan dirinya tak akan menarik militer dari Gaza dan tak akan membebaskan ribuan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.

Netanyahu membuat pernyataan ini di depan pertemuan pemeluk agama di suatu lembaga keagamaan di Tepi Barat.

Kerumunan tersebut berisi orang-orang yang sangat konservatif sehingga kata-kata yang dia lontarkan cukup keras.

Netanyahu tampaknya ingin mengumpulkan lebih banyak suara dukungan karena dirinya dibelakangan dilanda protes besar-besaran warga Israel yang mendesaknya mundur dari jabatannya.

Protes itu utamanya akibat kegagalan pemerintah Israel mengamankan negara dari serangan Hamas dan membebaskan sekitar 136 sandera yang masih ditawan Hamas di Gaza sejak agresi pecah awal Oktober lalu.

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir yang juga merupakan koalisi Netanyahu, sempat membuat unggahan yang menyebut akan ada pembubaran koalisi jika pemerintah melakukan kesepakatan yang dianggap buruk atau tidak menguntungkan Israel.

Ben-Gvir pada dasarnya mengancam akan menghancurkan pemerintah jika Netanyahu menandatangani perjanjian untuk membawa pulang para sandera.

Oposisi Israel Yair Lapid juga mengunggah pernyataan yang menyebut kesepakatan apa pun yang dipilih Netanyahu tentang pembebasan sandera akan dia dukung apabila sayap kanan dibiarkan terlindungi.

Sebelumnya, pembicaraan mengenai usulan gencatan senjata Israel dengan Hamas disebut menghasilkan hasil positif. Pembicaraannya melibatkan pejabat Amerika Serikat, Mesir, Qatar, dan Israel.

Pembicaraan itu salah satunya membahas masalah pembebasan sandera dari kedua belah pihak. Dalam usulan gencatan senjata terbaru ini, disebut bahwa akan ada jeda pertempuran selama 45 hari dan pengiriman 35 sandera Israel dengan barter 4.000 tahanan Palestina.

Saat ini, usulan itu disebut tengah disampaikan kepada pemimpin Hamas.

Di tengah upaya gencatan senjata, Israel masih terus menggempur habis-habisan Jalur Gaza bahkan Tepi Barat. Agresi brutal Israel ke Palestina sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan 26.751 warga dan melukai lebih dari 65 ribu orang lainnya. 

Sebagian besar korban meninggal merupakan anak-anak dan perempuan.