"Kemelut BBM Mengguncang Riau" LSM PKA-PPD: Meminta Kapolri dan Panglima TNI Tutup Tirai Panggung Ini

Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listiyo Sigit dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Pekanbaru, Satuju.com - "Kemelut BBM Mengguncang Riau", seolah menjadi sandiwara yang tak kunjung berakhir. Di tengah alur cerita yang tak pernah berubah, para aktor bermain tanpa lelah. Pelansiran BBM, khususnya solar bersubsidi, terus berlanjut di seluruh SPBU di Riau, dengan Pekanbaru sebagai salah satu panggung utamanya. Seperti pertunjukan yang tak kenal akhir, para pemain menggunakan berbagai macam kendaraan—dari L300 hingga Fortuner, dari truk hingga mobil jenis lainnya—sejak tanggal 28 Maret 2024, aksi ini tetap saja berlangsung.

Dalam plot yang telah diatur sedemikian rupa, surat dari Gubernur Riau yang seharusnya menjadi naskah yang ditaati oleh setiap pemilik SPBU, hanya berakhir sebagai lembaran yang tak diindahkan. Ketika tim investigasi media Humas Polri turun langsung ke beberapa SPBU di Pekanbaru, seperti di Kecamatan Tenayan Raya, mereka mendapati pemandangan yang sama di beberapa titik—SPBU yang terus melayani mafia solar dengan pengisian bolak-balik yang tak kenal lelah. Seperti dalam sebuah komedi klasik, pengawas SPBU yang bernama Robi hanya tersenyum tipis, menanggapi himbauan tim investigasi dengan anggukan tanpa makna, seolah angin lalu saja.

Lokasi yang menjadi sorotan, seperti SPBU 14.282.667 di Jalan Hang Tuah, SPBU 14.282.696 di Jalan Lintas Timur Kulim, dan SPBU 13.282.613 di Jalan Harapan Raya No. 363, tampak sepi dari penegakan aturan, namun ramai dengan aktivitas pelangsiran. Seolah menambah bumbu komedi, mobil truk coldiesel yang mengikuti jalur pengisian, membawa tim investigasi ke gudang penampungan solar ilegal milik oknum TNI. Ketika ditanya, penjaga gudang menggelengkan kepala, menuding Mawardi alias Ucok sebagai aktor utama dalam lakon ini. Di sinilah humor kehidupan muncul, di mana panggung mafia BBM Riau terus menggulirkan skenario yang tak ada habisnya.

Taufik Hidayat, Ketua Divisi Investigasi dan Observasi LSM Pemantau Kinerja Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah (LSM PKA-PPD), mengambil peran sebagai pencerita yang mengajak kita semua untuk menyoroti absurditas ini. Dengan nada yang tak kalah serius namun menggelitik, ia meminta Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listiyo Sigit dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto untuk menutup tirai panggung ini dengan tegas. "Tak boleh lagi ada oknum TNI dan Polri yang memiliki gudang solar ilegal," tegasnya, dengan gaya yang mengingatkan kita pada pahlawan dalam drama yang siap mengayunkan pedang keadilan.

Taufik juga menegaskan bahwa surat teguran dari BPH Migas hanya menjadi hiasan dinding tanpa makna jika izin SPBU yang menjual solar kepada mafia tak segera dicabut. "Kita tak bisa terus memainkan naskah yang sama, izinkan mereka menjual dan hanya memberi teguran. Ini hanya akan menjadi komedi tanpa akhir," tambahnya.

Dalam dunia nyata yang penuh dengan tragedi dan komedi, cerita tentang BBM di Riau ini adalah sebuah panggung di mana hukum dan keadilan bersaing dengan kepentingan dan keuntungan. Dengan senyum getir, kita bertanya, akankah lakon ini berakhir dengan keadilan atau tetap menjadi komedi kelam yang terus bergulir?.