Bersama Pemimpin Hizbullah, Jenderal Garda Revolusi Iran Turut Tewas Akibat Serangan Israel
Seranga udara Israel ke Beirut
Jakarta, Satuju.com - Dalam serangan udara Israel yang menyampaikan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut, media Iran juga melaporkan Seorang jenderal terkemuka di Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) ikut terbunuh pada Sabtu 28 September 2024.
Pembunuhan Jenderal Abbas Nilforushan menandai korban terbaru yang menderita Iran ketika perang Israel-Hamas yang telah berlangsung hampir setahun di Jalur Gaza hampir berubah menjadi konflik regional.
Kematiannya semakin meningkatkan tekanan terhadap Iran untuk memberikan tanggapan, bahkan ketika Teheran dalam beberapa bulan terakhir telah mengisyaratkan bahwa mereka ingin bernegosiasi dengan Barat mengenai sanksi yang menghancurkan perekonomiannya.
Nilforushan, 58 tahun, tewas pada hari Jumat dalam serangan di Lebanon yang merendahkan Nasrallah, lapor surat kabar milik negara Tehran Times.
Ahmad Reza Pour Khaghan, wakil kepala peradilan Iran, juga membenarkan kematian Nilforushan, dan menggambarkannya sebagai “tamu rakyat Lebanon,” kata kantor berita pemerintah IRNA.
Khaghan juga melaporkan bahwa Iran mempunyai hak untuk membalas berdasarkan hukum internasional.
Departemen Keuangan Amerika Amerika telah mengidentifikasi Nilforushan sebagai wakil komandan operasi di IRGC. Pemerintah AS memberikan sanksi pada tahun 2022 dan mengatakan dia telah memimpin sebuah organisasi “yang secara langsung bertanggung jawab atas aksi protes.”
Sanksi tersebut muncul di tengah protes selama berbulan-bulan di Iran atas kematian Mahsa Amini menyusul penangkapannya karena diduga tidak mengenakan jilbab, atau hijab, sesuai keinginan polisi.
Nilforushan juga bertugas di Suriah, mendukung Presiden Bashar Assad dalam perang yang telah berlangsung selama puluhan tahun di negaranya yang dipicu oleh Arab Spring pada tahun 2011. Seperti banyak rekannya, ia memulai karir militernya pada perang Iran-Irak pada tahun 1980an.
Pada tahun 2020, televisi pemerintah Iran menyebut sebagai “kawan” Jenderal Qassem Soleimani, kepala ekspedisi Pasukan Quds yang menembak dalam serangan pesawat tak berawak AS di Bagdad tahun itu.

