Soal Alasan Harga Cabai Meroket, Petani Buka-bukaan

Ilustrasi

Jakarta, Satuju.com - Salah satu penyebab harga cabai meroket adalah sebagian petani enggan menanam cabai tahun lalu diungkap Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia Tunov Mondro Atmojo.

Tunov mengatakan hal itu disebabkan harga cabai yang sangat rendah sepanjang tahun 2024. Para petani mengalihkan fokus lahannya ke komoditas lain.

"Banyak petani yang mengganti dengan komoditas lain. Kalau petani insyaallah di bawah harga acuan tahun kemarin. Kami petani terus berdarah-darah di bawah harga HPP selama 6-7 bulan," ujar Tunov dalam rapat virtual dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kamis (9/1/2024).

Merujuk data Bapanas, harga cabai merah keriting di tingkat konsumen menurun pada Juni hingga Desember 2024.

Tunov mengatakan banyaknya petani yang berhenti menanam berdampak pada menurunnya pasokan cabai. Dengan demikian, harga di pasar pun perlahan mulai naik.

Hal itu juga diperparah dengan cuaca ekstrem di akhir tahun. Tunov mengatakan banjir hingga angin kencang mengakibatkan kegagalan panen di hampir seluruh daerah.

Padahal seharusnya panen raya akan terjadi pada awal Januari 2025. Namun, sentra-sentra pertanian cabai di Jawa Barat dan Jawa Tengah gagal panen.

“Itu jamak sangat meluas di mana-mana, di Jawa Tengah hampir 70 persen kegagalan karena hujan. Kecuali Kulonprogo, Kebumen, masih terkondisikan karena lahan pasir,” ujarnya.

Tunov memperkirakan harga cabai tinggi akan bertahan hingga Lebaran Idulfitri jika tidak segera ditangani. Dia dan sejumlah petani sudah berinisiasi menanam ulang cabai di lahan-lahan yang gagal panen untuk mengantisipasi Lebaran.

“Kami mulai menanam cabai yang 40 hari sudah berbunga, sekarang sudah mulai tampak bakal bunganya,” kata Benny, petani asal Enrekang.

Petani asal Lombok Timur Subhan meminta pemerintah turun tangan mencegah hal serupa terjadi. Dia berpendapat kegagalan panen masif ini bisa dicegah dengan pembangunan rumah kaca.

“Harapan kami di Lombok Timur supaya ada rumah kaca. Bagaimanapun cuaca, kalau ada rumah kaca kita tidak akan kesulitan pasokan,” ujar Subhan.

Sebelumnya harga cabai meroket hingga menembus Rp130 ​​ribu. Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) pada Rabu (8/1), rata-rata harga cabai rawit nasional merah mencapai Rp86.300 per kilogram (kg). Harga itu naik 17,99 persen atau Rp12 ribu dari sebelumnya.

Di beberapa pasar, harga cabai rawit merah setara dengan daging sapi. Di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur dibanderol Rp130 ​​ribu per kg. Kemudian, terpantau di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur komoditas tersebut berada di level Rp133.150 per kg.