Siapa yang Jadi Target Favorit Nyamuk? Ini Penjelasannya!
Nyamuk
Satuju.com - Ternyata, ada alasan ilmiah dibalik fenomena gigitan nyamuk. Nyamuk tidak asal memilih korbannya secara acak. Mereka menggunakan sensor khusus untuk mendeteksi jejak kimia yang ditinggalkan tubuh manusia di udara. Salah satu faktor utama yang menarik nyamuk adalah karbon dioksida yang kita hembuskan saat bernapas.
Menurut Joop van Loon, ahli entomologi dari Wageningen University, Belanda, karbon dioksida yang kita keluarkan membentuk jejak udara yang tidak langsung bercampur dengan lingkungan sekitar.
Nyamuk bisa mendeteksi jejak ini dari jarak hingga 50 meter dan terus mengikuti aliran karbon dioksida hingga menemukan sumbernya.
Faktor-Faktor yang Membuat Nyamuk Lebih Tertarik pada Seseorang
Ketika nyamuk sudah berada dalam jarak sekitar 1 meter, mereka mulai mempertimbangkan faktor lain yang membedakan satu orang dengan yang lain. Beberapa faktor tersebut meliputi:
1. Suhu kulit – Nyamuk lebih suka kulit yang lebih hangat.
2. Kelembapan kulit – Orang yang lebih banyak berkeringat cenderung lebih menarik bagi nyamuk.
3. Warna pakaian – Nyamuk menyukai warna hitam dibandingkan warna terang.
4. Bau tubuh yang dihasilkan mikroba di kulit – Ini adalah faktor utama yang membuat nyamuk lebih menyukai satu orang dibandingkan orang lain.
Menurut Jeff Riffell, profesor biologi di University of Washington, nyamuk memilih mangsanya berdasarkan senyawa kimia yang dihasilkan oleh bakteri di kulit kita. Mikroba ini mengubah keringat menjadi senyawa volatil yang kemudian dideteksi oleh nyamuk.
Studi tahun 2011 yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE menemukan bahwa pria dengan keanekaragaman mikroba kulit yang lebih tinggi mendapatkan lebih sedikit gigitan nyamuk dibandingkan dengan mikroba kulit yang lebih sedikit. Orang dengan bakteri seperti Pseudomonas dan Variovorax di kulitnya cenderung lebih jarang menganggur, sementara orang yang memiliki bakteri Leptotrichia, Delftia, Actinobacteria Gp3, dan Staphylococcus lebih sering menjadi target nyamuk.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa nyamuk cenderung lebih menyukai orang-orang dengan golongan darah tertentu. Sebuah penelitian tahun 1974 menemukan bahwa nyamuk lebih sering menggigit individu dengan golongan darah O dibandingkan golongan darah lainnya. Penelitian lain pada tahun 2004 juga menunjukkan bahwa nyamuk lebih sering hinggap pada orang yang bergolongan darah O.
Selain itu, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Medical Entomology pada tahun 2019 menemukan bahwa nyamuk lebih memilih sampel darah golongan O dibandingkan golongan darah lainnya. Para peneliti berhipotesis bahwa preferensi ini mungkin terkait dengan antigen yang terdapat dalam golongan darah. Antigen tersebut dapat ditemukan di air liur dan air mata, yang mungkin dapat dideteksi oleh nyamuk saat mereka mendekati seseorang.

