Tak Biarkan Mimpi Padam: Jamaluddin Idham Dukung Kuliah Adik Korban Tragedi Sibolga

Jamaluddin Idham, SH, MH saat memberikan bantuan biaya pendidikan dan satu unit laptop kepada Cahaya (19), adik dari almarhum Arjuna Tamaraya (21), korban pengeroyokan di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara. Banda Aceh, Jumat (7/11/2025).(poto/ist)

BANDA ACEH, Satuju.com - Kepedulian terhadap dunia pendidikan kembali ditunjukkan oleh Anggota Komisi XIII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan asal Aceh, Jamaluddin Idham, SH, MH. Ia memberikan bantuan biaya pendidikan dan satu unit laptop kepada Cahaya (19), adik dari almarhum Arjuna Tamaraya (21), korban pengeroyokan di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara.

Bantuan itu diberikan setelah Jamaluddin mendengar kisah keluarga Arjuna, terutama perjuangan adik perempuan korban yang kini menempuh pendidikan di Banda Aceh. Kehilangan sang kakak sekaligus penopang ekonomi keluarga membuat Cahaya hampir berhenti kuliah.

Saya sangat prihatin atas musibah yang menimpa keluarga ini. Ketika mendengar adiknya dikhawatirkan akan berhenti kuliah, saya merasa harus melakukan sesuatu,” ujar Jamaluddin di Banda Aceh, Jumat (7/11/2025).

Jamaluddin menyebut, langkah tersebut bukan sekadar bantuan pribadi, tetapi bentuk tanggung jawab sosial dan kemanusiaan. Ia menegaskan komitmennya untuk menanggung biaya kuliah Cahaya hingga selesai, agar cita-cita mendiang Arjuna untuk melihat adiknya sukses tidak berhenti di tengah jalan.

“Cita-cita Arjuna harus terus hidup. Kita semua punya peran memastikan anak-anak seperti Cahaya bisa menuntut ilmu dengan layak,” kata Jamaluddin.

Bagi Cahaya, perhatian itu menjadi penguat semangat baru. Mahasiswi jurusan Teknik Komputer ini mengaku laptop yang digunakannya selama ini sudah tidak layak pakai. Sang kakak pernah berjanji akan membelikan yang baru — janji yang tak sempat ditepati karena tragedi yang merenggut nyawanya.

“Abang selalu bantu saya dan keluarga. Tapi sejak beliau meninggal, saya sempat berpikir berhenti kuliah karena tak sanggup lagi,” tutur Cahaya dengan suara bergetar.

Kini, berkat bantuan laptop dan beasiswa yang diterimanya, Cahaya kembali yakin untuk melanjutkan pendidikan. “Saya tidak menyangka akan mendapat perhatian sebesar ini. Rasanya seperti diberi kesempatan kedua untuk mewujudkan mimpi saya,” ujarnya.

Cahaya pun mendoakan agar Jamaluddin Idham selalu diberi kekuatan dan kemudahan dalam setiap langkahnya. “Semoga Allah membalas semua kebaikan Bapak Jamaluddin,” katanya lirih.

Jamaluddin berharap, apa yang dilakukannya dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk peduli terhadap pendidikan, terutama bagi anak-anak yang berjuang di tengah keterbatasan.

“Kita tidak boleh menutup mata terhadap kesulitan di sekitar. Setiap anak yang berjuang menuntut ilmu adalah aset bangsa. Memberi beasiswa berarti menyalakan lilin harapan di tengah kegelapan,” pungkasnya.

Kisah Cahaya menjadi pengingat bahwa di balik tragedi, selalu ada ruang bagi kemanusiaan dan empati. Melalui kepedulian, secercah cahaya bisa tumbuh dari duka  menuntun langkah menuju masa depan yang lebih baik.(M.R)