Dosen UNISRI dan UM Semarang Kembangkan SOP Kesehatan Sekolah Berbasis HKI
Dosen UNISRI dan UM Semarang Kembangkan SOP Kesehatan Sekolah Berbasis HKI
Surakarta, Satuju.com - Kolaborasi lintas disiplin antara dosen bidang pendidikan dan dosen spesialis medikal bedah melahirkan inovasi baru berupa Standar Operasional Prosedur (SOP) berbasis Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang telah diimplementasikan langsung di Sekolah Dasar Negeri di Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Inovasi ini dinilai memiliki tingkat kebaruan (novelty) yang kuat karena mengintegrasikan pendekatan kesehatan dan pendidikan secara aplikatif di lingkungan sekolah dasar. Rilis inovasi sendiri dilaksanakan pada hari Minggu (7/12) berjudul SOP Inovasi pengembangan School Health Literacy Tool-Kit untuk Sekolah Dasar.
Inovasi SOP tersebut dikembangkan oleh Dr. Elinda Rizkasari, S.Pd., M.Pd, dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta, bersama Prima Trisna Aji, dosen Program Studi Spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Semarang.
Dr. Elinda Rizkasari menyampaikan bahwa inovasi SOP ini lahir dari kebutuhan nyata di sekolah dasar terkait penguatan layanan kesehatan berbasis edukatif yang terstruktur dan mudah diterapkan oleh guru serta tenaga kependidikan. Menurutnya, inovasi ini merupakan bentuk pengembangan dari kolaborasi dua bidang keilmuan yang berbeda, namun saling melengkapi.
“Inovasi SOP ini merupakan salah satu inovasi pengembangan dari kolaborasi bidang pendidikan dan kesehatan. Kami tidak hanya berhenti pada tataran konsep, tetapi sudah menerapkannya langsung di sekolah dasar negeri di Surakarta. Ke depan, inovasi ini akan terus dikembangkan agar dapat diterapkan lebih luas,” ujar Dr. Elinda.
Ia menambahkan, keberadaan SOP yang terstandar dan dilindungi HKI menjadi penting untuk memastikan praktik kesehatan di sekolah berjalan sistematis, aman, dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat literasi kesehatan sejak usia dini.
Sementara itu, Prima Trisna Aji mengungkapkan rasa syukur atas terselesaikannya inovasi SOP pengembangan tersebut dengan baik. Ia menilai kolaborasi lintas disiplin ini menjadi kekuatan utama dalam menghadirkan inovasi yang tidak hanya bernilai akademik, tetapi juga berdampak langsung bagi masyarakat.
“Kami bersyukur inovasi SOP ini dapat diselesaikan dengan baik dan memberikan manfaat nyata. Inovasi ini juga telah dipresentasikan pada seminar internasional di Malaysia dan mendapat respons positif karena menggabungkan keilmuan kesehatan klinis dengan pendekatan pendidikan,” kata Prima.
Menurutnya, keterlibatan dosen spesialis medikal bedah memastikan bahwa SOP yang disusun memiliki dasar ilmiah dan klinis yang kuat, namun tetap disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan sekolah dasar.
Inovasi SOP berbasis HKI ini tidak hanya diterapkan di tingkat lokal, tetapi juga telah diperkenalkan dalam forum internasional, menunjukkan bahwa gagasan tersebut memiliki relevansi global, khususnya dalam penguatan promosi dan pencegahan kesehatan berbasis sekolah. Para pengembang berharap inovasi ini dapat menjadi model nasional dalam membangun sinergi antara sektor pendidikan dan kesehatan.
Kolaborasi ini sekaligus menegaskan peran strategis perguruan tinggi dalam menghasilkan inovasi yang aplikatif dan berkelanjutan. Melalui pengembangan SOP berbasis HKI, dosen dari dua disiplin ilmu berbeda berhasil menghadirkan solusi konkret yang tidak hanya memperkuat layanan kesehatan di sekolah, tetapi juga mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan peserta didik sejak usia dini.

