UAS Angkat Isu Konflik Pulau Rempang: Masyarakat Rempang, Keturunan Prajurit Terbilang

Postingan Ustaz Abdul Somad

Satuju.com - Penolakan relokasi masyarakat Pulau Rempang mendapat atensi dari tokoh masyarakat nasional, salah satunya penceramah kondang Ustaz Abdul Somad. Abdul Somad marah atas penggusuran masyarakat adat melayu di Pulau Rempang.

“Anak-cucu merekalah sekarang yang mendiami Rempang-Galang secara turun-temurun,” kata UAS seraya mengatakan bahwa sumber sejarah itu ada di dalam Tuhfat al-Nafis karya Raja Ali Haji.

Paparan sejarah wilayah Rempang itu disampaikan UAS melalui tulisan di instagram akun @ustadzabdulsomadofficial. Unggahan UAS yang diposting Minggu (10/9/2023) itu, kini sudah disukai lebih dari 150 ribu netizen.

Ustaz Abdul Somad mengunggah foto dirinya menggunakan pakaian adat melayu dengan raut muka marah. Dalam postingannya, UAS menyatakan dukungan kepada masyarakat Pulau Rempang, Batam, dengan mengambil judul postingan "MASYARAKAT REMPANG, Keturunan Perajurit Terbilang."

Dalam unggahannya, UAS mengutip pernyataan dari Prof. Dr. Dato' Abdul Malik, M.Pd, masyarakat Pulau Rempang disampaikan merupakan keturunan prajurit kesultanan Riau-Lingga.

Dalam unggahan itu, UAS juga secara lugas berpesan kepada masyarakat melayu serantau agar bersuara menyikapi kasus penggusuran masyarakat adat melayu di Pulau Rempang, Batam.

"Tokoh Masyarakat Melayu Serantau. Yang ada jabatan, tolong dengan kekuasaan. Yang sanggup berteriak, tolong dengan suara," tulis UAS.

Pasukan Pertikaman Kesultanan di wilayah Rempang adalah para prajurit Sultan Mahmud Riayat Syah dari Kesultanan Riau-Lingga, dan sudah mendiami wilayah itu sejak 1787. Wilayah Rempang-Galang dan Bulang dijadikan dasar pertahanan terbesar Kesultanan Riau-Lingga. 

Pemimpinnya Engku Muda Muhammad dan Panglima Raman yang ditunjuk oleh Sultan Mahmud. Keberadaan Pasukan Pertikaman Kesultanan ini membuat pasukan Belanda dan Inggris kala itu tak berani memasuki wilayah Kesultanan Riau-Lingga.