Salah Seorang Bacapres Singgung Gunakan APBN untuk Beli Jet Tempur, Menkeu Sri Mulyani Tertawa Kecil
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Jakarta, Satuju.com - Salah satu calon presiden (capres) yang akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk belanja pesawat jet tempur yang ditertawai kecil oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Wanita yang akrab disapa Ani itu menyebut setiap tahun APBN dialokasikan untuk banyak pos belanja pemerintah pusat dan daerah. Ada belanja pegawai, barang, dan jasa, hingga belanja modal.
"Anda (pegawai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara/DJKN) mungkin mikir aset hanya belanja modal itu, yang benar juga. Entah itu gedung, jalan, bendungan, satelit, pelabuhan, bandara, semuanya adalah belanja modal," katanya dalam DJKN Muda: Wisuda Hari di Gedung AA Maramis, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2023).
"Ada juga sih belanja yang mungkin kalian jarang menyentuh, pesawat tempur, punyanya salah satu capres, ya kan?" sambung Ani sambil melempar tawa kecil.
Ia menegaskan belanja-belanja tersebut diperoleh dari APBN dan menjadi aset negara. Oleh karena itu, Ani berpesan kepada para anak buahnya agar selalu mengingat hal tersebut dalam setiap momen.
Ani mencontohkan ketika ada pertunjukan atau atraksi di HUT Indonesia setiap 17 Agustus, itu semua adalah aset negara. Selain itu, ada juga jalan tol yang dibangun dari uang negara.
Meski tak menyebut nama salah satu capres yang dimaksud, pembelian pesawat tempur dari uang APBN diperuntukkan untuk Kementerian Pertahanan, yang saat ini dipimpin Prabowo Subianto.
Prabowo maju sebagai bakal calon presiden di Pilpres 2024 didampingi putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.
Salah satu pembelian jet tempur teranyar Menhan Prabowo Subianto adalah 12 unit Mirage 2000-5 bekas. Sebanyak 12 unit pesawat tempur bekas ini diborong Indonesia dari Qatar bernilai US$792 juta atau sekitar Rp12 triliun.
Keputusan Menhan Prabowo kala itu membeli 12 unit jet tempur Mirage 2000-5 dari Qatar dengan biaya USD792 juta dikritik Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin, karena usia jet bekas yang dibeli Indonesia itu hanya tersisa 10 tahun lagi. Sebab, Angkatan Udara Qatar membeli dari Perancis pada akhir tahun 1980-an.

