Prabowo Sebut Banyak Anggaran Kemenhan yang Tak Disetujui, Kemenkeu Buka Suara
Staf Khusus Menkeu, Yustinus Prastowo
Jakarta, Satuju.com - Klaim Menteri Pertahanan yang juga mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres) Prabowo Subianto tentang Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani banyak tak merestui anggaran kementeriannya direspon Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Melansir CNNIndonesia, Staf Khusus Menkeu Yustinus Prastowo mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memang harus ditinjau ulang saat pandemi covid-19 menyerang Indonesia. Menurutnya, hal ini dilakukan demi mengatasi dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi yang timbul.
Prastowo menyebut refocusing anggaran kementerian/lembaga (K/L) pada akhirnya tak bisa dihindarkan. Ia menegaskan opsi ini juga didukung oleh DPR RI.
"Melalui keputusan Sidang Kabinet dan ditindaklanjuti dengan berbagai koordinasi, refocusing anggaran yang dilakukan pada masa pandemi covid berlaku untuk semua K/L melalui penyusunan prioritas ulang belanja oleh K/L. Demi menangani dampak pandemi covid-19," ucapnya dalam keterangan resmi, Senin (8/1/2023).
Anak buah Sri Mulyani itu menyebut keputusan serta ketetapan refocusing kegiatan dan anggaran yang dilakukan masing-masing K/L. Setiap kementerian/lembaga memetakan sendiri mana sekiranya kegiatan yang bisa ditunda di masa pandemi tersebut.
Prastowo menyatakan setiap pimpinan lelang dan lembaga yang paham kegiatan mana yang dirasa mendesak dan prioritas. Menurutnya, para menteri dan pimpinan lembaga juga mengetahui program mana yang bisa ditunda untuk sementara waktu.
“Refocusing dilakukan K/L dengan memblokir anggaran dari kegiatan yang diusulkan oleh K/L. Kegiatan dan anggaran yang dilakukan blokir dapat dilakukan relaksasi (buka blokir) sesuai prioritas dan kondisi anggaran,” jelas Prastowo.
Pelaksanaan anggaran oleh K/L dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selanjutnya diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan dipertanggungjawabkan kepada DPR. Kita bersyukur berkat kerja sama, sinergi, dan dukungan seluruh pihak, Indonesia dapat menangani pandemi dengan baik dan termasuk negara yang dapat kembali pulih lebih cepat dan kuat," tandasnya.
Sebelumnya, Prabowo mengeluh soal anggaran Kemenhan ketika didesak calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam debat capres ketiga. Pasangan Mahfud MD itu mengekstraksi kinerja capres nomor urut 2 Prabowo Subianto yang masih aktif sebagai menteri pertahanan.
Menurut Ganjar, sejumlah data perlindungan dan keamanan Indonesia malah merosot di bawah kepemimpinan Prabowo. Ada indeks perdamaian global (GPI), indeks militerisasi global (GMI), hingga kekuatan esensial minimum (MEF) yang turun.
"Pak Ganjar, saya sudah membuat rencana, tetapi yang menentukan termasuk menteri keuangan (Sri Mulyani). Dan masalah yang kita hadapi, tolong, saya memang sudah menjadi menteri pertahanan empat tahun, tetapi kita diganggu oleh covid dua tahun, di mana terjadi refocusing, jelas Prabowo di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).
Jadi, banyak yang kita ajukan tidak disetujui oleh menteri keuangan. Jadi, sebagai seorang menteri, pemain tim, saya harus loyal. Jadi, saya tidak banyak bicara di depan umum, tambahnya.
Memang benar ada pengurangan anggaran Kemenhan sebesar Rp8,74 triliun dari Rp131,18 triliun menjadi Rp122,44 triliun pada APBN 2020. Refocusing juga berlanjut pada tahun berikutnya.
Pada tahun 2021, Kemenhan mendapatkan anggaran sebesar Rp136,99 triliun. Namun, Prabowo Cs diminta tetap membantu mengamankan pelaksanaan pengadaan vaksin dan program vaksinasi nasional dalam rangka penanganan pandemi Covid-19.
Akhirnya, refocusing dan realokasi belanja dilakukan dalam empat tahap di tahun tersebut. Hal ini juga dilakukan demi perlindungan sosial kepada masyarakat serta percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Tahap pertama Rp6,28 triliun, kedua sebesar Rp2,42 triliun, ketiga Rp1 triliun, serta refocusing dan realokasi belanja tahap keempat senilai Rp4,82 triliun.

