Penyebab dan Gejala Penyakit Usus Buntu Serta Cara Pencegahannya

Ilustrasi

Satuju.com - Usus buntu (apendiks) sendiri merupakan organ berbentuk kantong yang terhubung ke usus besar dari sisi kanan bawah perut. Fungsi usus buntu sendiri yaitu mendukung tubuh untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan dan kekebalan tubuh, terutama pada anak-anak. Dalam beberapa kasus dapat terjadi peradangan pada organ tersebut.

Penyakit usus buntu atau apendisitis adalah kondisi peradangan pada usus buntu. Kebanyakan penyebab usus buntu adalah infeksi yang tidak mendapat pertolongan secepat mungkin.

Gejala usus buntu pun awalnya berupa nyeri pada perut bagian kanan bawah. Selain itu, siapa pun dapat terkena radang usus, tetapi penyakit buntu ini paling sering menyasar mereka yang berusia antara 10 hingga 30 tahun. 

Gejala

Melansir halodoc, Gejala penyakit usus pada buntu masing-masing pengidapnya akan bervariasi, tergantung pada lokasi, usia, serta posisi usus buntu.

Namun, gejala radang usus buntu secara umum dapat menyebabkan ciri-ciri tertentu.

Apa yang dirasakan saat sakit usus buntu? Berikut ini beberapa gejala saat alami buntu usus, yaitu:

1. Rasa nyeri mendadak yang berawal di sisi kanan perut bagian bawah.
2. Nyeri tiba-tiba yang berawal di sekitar pusar dan sering berpindah ke perut kanan bawah.
3. Rasa nyeri yang memburuk jika pengidapnya batuk, berjalan, atau melakukan gerakan menggelegar lainnya. 
4. Mual dan muntah. 
5. Kehilangan selera makan. 
6. Demam ringan yang dapat memburuk seiring perkembangan penyakit.
7. Sembelit atau diare. 
8. Perut kembung. 

Meski begitu, lokasi nyeri dapat bervariasi, tergantung pada usia dan posisi buntu usus. 

Kendati demikian, gejala penyakit usus pada orang dewasa umumnya berawal sebagai kram ringan pada perut buntu bagian atas, atau daerah pusar yang kemudian berpindah ke kuadran kanan bawah perut. 

Rasa sakit ini biasanya terjadi secara tiba-tiba, memburuk saat bergerak atau batuk, berbeda dengan sakit perut normal, dan memburuk dalam beberapa jam hingga membuat tidur tidak nyenyak. 

Penyebab

Ukuran dan lokasi usus buntu membuatnya mudah tersumbat dan terinfeksi. Ibaratnya, besar adalah “rumah” bagi banyak bakteri, dan jika terlalu banyak yang terjebak di buntu usus, mereka tumbuh terlalu cepat dan menyebabkan infeksi

1. Kotoran yang mengandung (batu usus buntu)
Endapan feses yang keras dan terklasifikasi yang dikenal sebagai fekalit, appendicolith, atau batu, atau batu appendix dapat dimasukkan di lubang appendix.

Mereka membawa bakteri dan juga mempengaruhi bakteri yang sudah ada di usus buntu.

2. Hiperplasia limfoid
Sistem limfatik, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, membantu melawan infeksi dengan memproduksi dan melepaskan sel darah putih ke dalam jaringan.

Hal tersebut dapat menyebabkan jaringan limfoid di usus membengkak, bahkan ketika infeksi aslinya ada di tempat lain di tubuh. Jaringan bengkak di usus buntu dapat menyumbatnya dan menyebabkan infeksi di dalamnya.

3. Radang besar usus
Peradangan di usus besar dari infeksi atau penyakit radang usus dapat mempengaruhi usus buntu. Infeksi dapat menyebar, atau peradangan itu sendiri dapat mengiritasi.

Pencegahan

Hingga saat ini, belum ada cara pasti yang dapat dilakukan dokter untuk mencegah radang usus buntu.

Meski begitu, kamu dapat melakukan beberapa penerapan pola hidup sehat dapat mengurangi risikonya.

Berikut adalah beberapa penerapan pola hidup sehat yang dapat kamu lakukan: 

1. Jaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih dalam jumlah yang cukup. 
2. Perbanyak konsumsi makanan sumber serat seperti buah dan sayuran. 
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Tujuannya agar penyakit ini dapat terdeteksi sedari awal. 
4. Mengonsumsi makanan yang tinggi probiotik seperti yogurt agar kesehatan pencernaan tetap terjaga. 
5. Rutin berolahraga minimal 30 menit setiap harinya. Agar efektif, ketahuilah kapan waktu olahraga yang baik untuk kesehatan.