Meski Dilarang AS, Israel Ngotot Invasi dan Mulai Duduki Rafah
Militer Israel di Rafah
Gaza, Satuju.com - Rafah, kota selatan di Jalur Gaza, Palestina mulai diduduki Militer Israel pada Selasa (7/5/2024) pagi.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan gagal mengambil kendali sebagian wilayah perbatasan Palestina dengan Mesir tersebut.
Operasi militer ini berlangsung setelah Israel berkoar-koar akan terus melancarkan invasi darat ke Rafah meskipun telah terjadi di komunitas internasional, termasuk sekutu sekutunya sendiri, Amerika Serikat.
“Kami memiliki pasukan khusus yang mengkondisikan perbatasan. Itu akan terjadi dalam beberapa jam ke depan,” demikian pernyataan IDF.
IDF mengaku sudah memulai operasi di Rafah sejak tadi malam di sebuah area khusus yang berlokasi di timur wilayah tersebut. Area timur Rafah selama ini menjadi tempat pengungsian warga Palestina dan organisasi internasional.
Seiring dengan ini, tank-tank Israel dilaporkan mulai merangsek masuk ke Rafah. Menurut pejabat keamanan Palestina dan Mesir, tank-tank tersebut telah mencapai 200 meter wilayah Rafah yang berbatasan dengan Mesir.
Pengerahan tank-tank ini mau tak mau memaksa perbatasan Rafah ditutup total.
“Pergerakan orang dan masuknya bantuan ke Jalur Gaza telah berhenti sepenuhnya,” kata Omar, seperti dikutip CNN.
Serbuan tank ini terjadi setelah kelompok Hamas menyatakan setuju terhadap proposal gencatan senjata usulan Qatar dan Mesir. Keputusan Hamas ini disambut meriah oleh warga Palestina di Gaza.
Namun, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan usulan tersebut "jauh dari persyaratan Israel". Israel menyatakan akan tetap melanjutkan operasi militer di Rafah untuk menekan Hamas.
Agresi Israel di Jalur Gaza hingga kini telah turun lebih dari 34.700 orang. Mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan.
Alih-alih menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas dan bahkan menghentikan agresi, Israel malah melancarkan invasi darat baru ke Rafah. Rafah merupakan salah satu wilayah di Gaza yang berbatasan langsung dengan Mesir.
Wilayah ini telah lama menjadi tempat pengungsi warga Gaza di utara dan tengah dari gempuran Israel sejak Oktober lalu. Rafah juga menjadi satu-satunya pintu masuk kemanusiaan dari komunitas internasional.
Rencana invasi darat ke Rafah ini bahkan dikecam keras oleh berbagai negara, termasuk negara Eropa dan AS. Negara Barat menilai invasi darat Israel ke Rafah dapat menyebabkan petaka baru.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mewanti-wanti akan ada tragedi besar jika Israel tetap melancarkan serangan ke Rafah.

