Karomah Wali, Kisah Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani Digoda Setan yang Telah Sesatkan 70 Ahli Ibadah
Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani
Jakarta, Satuju.com - Nama Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, terutama para Nahdliyin sudah tidak asing lagi bagi Umat Islam di Indonesia.
Dalam setiap tahlilan namanya sering disebut, bahkan manaqib yang menceritakan kisah hidupnya sering dibacakan secara khusus.
Kepopuleran Syaikh Abdul Qadir al-Jilani sampai sekarang tidak terlepas dari kiprah seumur hidupnya. Ia dikenal sebagai wali besar, bahkan mendapat gelar Sulthonul Aulia atau raja dari seluruh para wali.
Syekh Abdul Qadir lahir di Penjara pada 1 Ramadhan 470 H atau tahun 1077 M. Ia memiliki nama lengkap Sayyid Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi Shalih Musa Zangi Dausat Al-Jailani. Pada tanggal 11 Rabiul Akhir 561 H/1166 M, tokoh sufi itu wafat di Bagdad.
Semasa hidupnya, Syekh Abdul Qadir dikenal sebagai wali yang pandai dalam menguasai ilmu pengetahuan, terutama di bidang agama. Ia adalah wali yang memadukan antara syariat sufisme secara praktis-aplikatif.
Banyak kisah karomah penuh hikmah yang ditinggalkan Syekh Abdul Qadir. Salah satunya ketika ia digoda oleh setan yang sudah memutar 70 orang ahli ibadah. Simak kisahnya berikut ini.
Mengutip NU Online Jabar, Selasa (11/6/2024), diceritakan suatu ketika Syekh Abdul Qadir menyendiri dan dikagetkan dengan datangnya sebuah cahaya besar yang memenuhi seluruh penjuru langit. Lalu bayangan itu datang dan memanggil beliau.
“Wahai Abdul Qadir aku ini Tuhanmu. Kamu adalah kekasihku, aku akan mencerahkan syariatmu. Apa yang aku haramkan sebelumnya, sekarang aku halalkan dirimu,” kata bayangan itu.
Syekh Abdul Qadir menjawab, “Wahai yang terlaknat, pergilah kamu sekarang dari hadapanku. Kalau tidak, aku akan menghancurkanmu.”
Cahaya besar itu adalah setan yang sedang menggoda kekasih-Nya. Ia mengakui dirinya sebagai Tuhan. Namun, Syekh Abdul Qadir tetap percaya dan mengikuti perintah-Nya dengan tak mempedulikan godaan bayangan itu.
Allah tentu saja tidak akan membiarkan kekasih-Nya terjerumus ke dalam jalan yang salah. Setan memang diberikan kebebasan oleh Allah untuk menyenangkan manusia, sebagai wujud keadilan kepada seluruh makhluk-Nya.
Sesaat setelah kejadian dialog tersebut, tiba-tiba cahaya itu padam dan sedikit demi sedikit hilang dari pandangan Syekh Abdul Qadir. Beliau terus menyendiri menikmati keindahan alam sebagai bukti kebesaran Allah.
Tak lama kemudian, bayangan yang tadi menghilang kembali memanggil Syekh Abdul Qadir dalam wujud kabut dan berkata;
“Kamu selamat dari godaanku wahai Abdul Qadir karena dua alasan. Pertama, karena ilmumu (fiqih) yang telah melekat dalam jiwamu, engkau mampu membedakan mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah),” kata kabut itu.
“Kedua karena kondisi spiritualmu dan ibadahmu, Allah membukakan hatimu dan membimbingmu menuju jalan yang benar,” tegas kabut tersebut.
Syekh Abdul Qadir mengatakan bahwa apa yang ia miliki saat ini semuanya adalah milik Sang Pencipta. “Aku selamat darimu berkat Tuhanku,” katanya.
Setan yang menggoda Syekh Abdul Qadir itu ternyata sudah memutar 70 orang ahli ibadah dengan cara yang sama. Namun, setan itu gagal menjerumuskan Sulthonul Aulia.
“Perlu kamu ketahui Abdul Qadir, aku telah mengelilingi sebanyak 70 orang ahli ibadah dengan cara seperti ini dan hanya kamu yang selamat,” ungkap kabut itu.
“Dari mana kamu tahu bahwa aku ini Setan?” tanya kabut itu penasaran.
Syekh Abdul Qadir menjawab bahwa semuanya karena fadilah Allah SWT. Ia mendapatkan petunjuk dari-Nya melalui perkataan dari cahaya yang tiba-tiba datang.
“Aku diberi petunjuk oleh-Nya melalui katamu 'Apa yang aku haramkan sebelumnya, sekarang aku halalkan kamu' dan saat itu aku yakin kamu adalah setan. Karena kalau memang Allah SWT ingin menghapus syariatnya, tentulah orang yang pertama kali akan terlepas dari syariat-Nya adalah para nabi, dan itu sangat tidak mungkin,” jawab Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
Dari percakapan Syekh Abdul Qadir dengan setan, dapat disimpulkan bahwa keimanan dan ketakwaannya kepada Tuhannya begitu mendalam. Setan gagal menggoda waliyullah itu juga merupakan bagian dari karomahnya yang dianugerahkan Allah. Tentu saja ini tidak lepas dari ilmu yang dimilikinya, keimanan, serta ketakwaan kepada Allah.
Kisah tentang Syekh Abdul Qadir Al-Jailani digoda setan ini disarikan dari kitab al-Fawâid al-Mukhtârah li Sâliki Ṭarîq al-Âkhirah karya Habib Ali bin Hasan Baharun, dinukil lagi via NU Online Jabar. Wallahu a'lam.

