Capai 308 Kasus! Diskes Surabaya Lakukan Upaya Masif Cegah Kasus Gagal Ginjal Kronis

Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina

Surabaya, Satuju.com - Berbagai upaya masif dilakukan Dinas Kesehatan (Diskes) Surabaya untuk mencegah terjadinya kasus Gagal Ginjal Kronis (GGK) pada anak. Upaya yang tengah dilakukan antara lain mengedukasi orang tua untuk waspada terhadap kasus gagal ginjal anak dan juga melibatkan Kader Surabaya Hebat (KSH) agar menyatukan keluarga yang memiliki risiko.

Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, terhenti terus melalukan penyelidikan epidemiologi apabila ditemukan kasus gagal ginjal yang berasal dari laporan masyarakat dan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).

“Kita juga tengah melakukan peningkatanan kewaspadaan penyakit gagal ginjal pada anak melalui observasi dan deteksi dini dalam kegiatan Bindu PTM pada masyarakat, sekolah, poskestren, dan pada kegiatan Bindu Jirona (Jiwa, Rokok dan NAPZA),” ujar Nanik, Selasa 13 Agustus 2024.

Lanjut Nanik, pemantauan kepada masyarakat Kota Pahlawan juga melibatkan KSH sehingga bisa menjangkau semua kalangan, termasuk mereka yang beresiko.


“Pemantauan kondisi pasien dan keluarga yang berisiko dibantu oleh KSH setempat,” ungkap Nanik.

Selain itu, Nanik mengingatkan kepada masyarakat untuk mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter dan menghindari penggunaan obat nyeri secara berlebihan tanpa pengawasan dokter. 

Dia juga meminta masyarakat agar segera melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut (FLTL) maupun rumah sakit (RS) jika ditemukan beberapa gejala.

Gejalanya seperti demam, infeksi saluran pernapasan akut (batuk dan pilek), atau gejala infeksi saluran cerna (diare dan muntah), produksi urin berkurang atau tidak ada urin selama 6-8 jam (saat siang hari), warna urin berubah menjadi pekat atau pekat kecoklatan,” jelas Nanik.

Sejauh ini Nanik menggungkapkan, kasus GGK pada anak hanya dialami oleh satu orang dan sudah menjalani perawatan hemodialisa. Sisanya, kasus GGK di Kota Surabaya masih didominasi usia dewasa.

“Berdasarkan data diagnosis ICD X di Faskes Kota Surabaya sampai dengan bulan Juni 2024 menunjukkan bahwa kasus GGK sebanyak 308 kasus.Tetapi, kasus GGK pada kelompok usia remaja di bawah 17 tahun sebanyak satu kasus dan telah menjalani perawatan hemodialisa,” ungkap Nanik.

Sementara itu, Nanik menyebutkan terkait penanganan GGK pada anak di Kota Surabaya mengacu pada tatalaksana sesuai indikasi dan dilakukan rujukan ke FKRTL sesuai ketentuan. Seperti di RSUD Dr Soetomo, RSUD Dr Moh Soewandhie, dan RS Al-Irsyad.

Nanik menjelaskan bahwa penyakit GGK terjadi karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi. Di antaranya, memiliki riwayat penyakit ginjal dalam keluarga atau kelainan ginjal bawaan sejak lahir.

Selain itu, GGK juga mempengaruhi adanya infeksi pada ginjal, sindrom nefrotik (adanya protein dalam urin), serta pernah mengalami kekurangan cairan dehidrasi berat. 

Anak-anak yang mengalami obesitas, hipertensi dan diabetes melitus ditambah dengan gaya hidup dan pola makan tidak sehat. Sering mengonsumsi minuman manis kemasan, makanan cepat saji, dan makanan berkalori tinggi dalam jangka waktu panjang dan tidak terkontrol juga dapat meningkatkan risiko mengalami GGK, "kesimpulan.